Javascript must be enabled to continue!
PENYELESAIAN HADIS MUKHTALIF TENTANG PENYAKIT YANG TERTULAR, JUNUB DAN ZIARAH KUBUR
View through CrossRef
Hadis merupakan sumber utama pedoman hidup setelah al-Qur’an. Berdasarkan faktanya tidak semua hadis bersumber dari Rasulullah, pasal ini dilihat dari konteks sejarah perkembangannya. Sejarah hadis diawali dengan sedikit periwayat baik secara perkataan maupun catatan, oleh sebab itu banyaknya muncul hadis-hadis palsu. Dalam menyelesaikan masalah ini, para muhadditsin menyeleksi hadis ditinjau dari segi sanad dan segi matannya agar dapat diketahui kebenaran hadis-hadis tersebut bersumber dari Rasulullah atau tidak. Dalam pembelajaran hadis terdapat pula hadis-hadis yang bertentangan baik bertentangan pada isi matan hadis atau perbedaan paham mengenai isi matan hadis. Hadis kontradiktif seringkali kita jumpai, berdasarkan sejarahnya perbedaan dalam riwayat hadis terjadi bahkan pada masa hidup Nabi Saw, sebab para sahabat sudah meriwayatkan hadis dari beliau. Meski Rasulullah Saw sudah memberikan arahan secara langsung kepada para sahabat dalam berbagai persoalan, namun tidak selalu semua sahabat mendengar atau mengingat dengan sempurna semua kejadian atau pembicaraan Nabi. Pada masa tabi’in, setelah wafatnya Rasulullah Saw, periwayatan hadis dari kalangan sahabat di saksikan mereka yang hidup pada masa setelah sahabat. Di zaman ini, banyak muncul hadis yang kontradiktif antara para sahabat dan tabi’in. Kemudian dengan berkembangnya ilmu hadis, para ulama mulai menyadari akan pentingnya mengkodifikasi hadis dengan menyeleksi hadis ditinjau dari segi sanad dan matan nya hingga dapat menguji keaslian hadis dan dapat dibedakan antara hadis sahih dan hadis dha’if.Kontradiktif pada hadis pula bisa disebabkan oleh perbedaan metode perawi hadis, terkadang terdapat beberapa perawi yang hanya memfokuskan pada sempurna nya sanad saja ketimbang matan sementara yang lain lebih fokus pada sempurna nya teks hadis. Tidak hanya itu, perbedaan ucapan, tulisan dan penyebutan nama dan tempat dapat menimbulkan perdebatan antara hadis yang beselisih paham.Dengan demikian, para ulama ahli hadis telah berupaya besar dalam mengevaluasi hadis yang bertentangan dengan beberapa cara penyelesaiannya, oleh sebab itu dengan adanya artikel ini akan ditelaah lebih dalam tentang hadis bertentangan atau mukhtalif al-hadis dan metode penyelesaiannya.
Title: PENYELESAIAN HADIS MUKHTALIF TENTANG PENYAKIT YANG TERTULAR, JUNUB DAN ZIARAH KUBUR
Description:
Hadis merupakan sumber utama pedoman hidup setelah al-Qur’an.
Berdasarkan faktanya tidak semua hadis bersumber dari Rasulullah, pasal ini dilihat dari konteks sejarah perkembangannya.
Sejarah hadis diawali dengan sedikit periwayat baik secara perkataan maupun catatan, oleh sebab itu banyaknya muncul hadis-hadis palsu.
Dalam menyelesaikan masalah ini, para muhadditsin menyeleksi hadis ditinjau dari segi sanad dan segi matannya agar dapat diketahui kebenaran hadis-hadis tersebut bersumber dari Rasulullah atau tidak.
Dalam pembelajaran hadis terdapat pula hadis-hadis yang bertentangan baik bertentangan pada isi matan hadis atau perbedaan paham mengenai isi matan hadis.
Hadis kontradiktif seringkali kita jumpai, berdasarkan sejarahnya perbedaan dalam riwayat hadis terjadi bahkan pada masa hidup Nabi Saw, sebab para sahabat sudah meriwayatkan hadis dari beliau.
Meski Rasulullah Saw sudah memberikan arahan secara langsung kepada para sahabat dalam berbagai persoalan, namun tidak selalu semua sahabat mendengar atau mengingat dengan sempurna semua kejadian atau pembicaraan Nabi.
Pada masa tabi’in, setelah wafatnya Rasulullah Saw, periwayatan hadis dari kalangan sahabat di saksikan mereka yang hidup pada masa setelah sahabat.
Di zaman ini, banyak muncul hadis yang kontradiktif antara para sahabat dan tabi’in.
Kemudian dengan berkembangnya ilmu hadis, para ulama mulai menyadari akan pentingnya mengkodifikasi hadis dengan menyeleksi hadis ditinjau dari segi sanad dan matan nya hingga dapat menguji keaslian hadis dan dapat dibedakan antara hadis sahih dan hadis dha’if.
Kontradiktif pada hadis pula bisa disebabkan oleh perbedaan metode perawi hadis, terkadang terdapat beberapa perawi yang hanya memfokuskan pada sempurna nya sanad saja ketimbang matan sementara yang lain lebih fokus pada sempurna nya teks hadis.
Tidak hanya itu, perbedaan ucapan, tulisan dan penyebutan nama dan tempat dapat menimbulkan perdebatan antara hadis yang beselisih paham.
Dengan demikian, para ulama ahli hadis telah berupaya besar dalam mengevaluasi hadis yang bertentangan dengan beberapa cara penyelesaiannya, oleh sebab itu dengan adanya artikel ini akan ditelaah lebih dalam tentang hadis bertentangan atau mukhtalif al-hadis dan metode penyelesaiannya.
Related Results
Tradisi Ziarah Kubur Pangeran Wong Agung Wilis Di Pura Langgar Bali
Tradisi Ziarah Kubur Pangeran Wong Agung Wilis Di Pura Langgar Bali
Tradisi ziarah kubur di Pura Langgar yang dilakukan umat Islam Jawa di Kampung Hindu Desa pakraman Bunutin Bangli Bali sebagai perwujudan dari moderasi beragama dan akulturasi buda...
PEMBENTUKAN WISATA RELIGI DALAM TRADISI ZIARAH KUBUR
PEMBENTUKAN WISATA RELIGI DALAM TRADISI ZIARAH KUBUR
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menganalisis pembentukan wisata religi melaui tradisi ziarah kubur. Tradsi ziarah kubur merupakan salah satu tradisi yang masih eksis di t...
METODE PENYELESAIAN HADIS MUKHTALIF
METODE PENYELESAIAN HADIS MUKHTALIF
Hadis ialah sebagai sumber hukum kedua setelah al-Qur’an. Akan tetapi ada hadis yang tergolong agak sulit dipahami yaitu hadis yang bertentangan satu sama lain atau dikenal dengan ...
METODE DAN PENDEKATAN DALAM MENGATASI MUKHTALIF HADIS
METODE DAN PENDEKATAN DALAM MENGATASI MUKHTALIF HADIS
Hadis adalah sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-Quran. Hadis merangkum ajaran, tindakan, dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW, yang menjadi pedoman bagi umat Muslim dalam ...
Menelaah Hukum Tentang Tradisi Berziarah Dan Berdoa Di Makam Wali-Wali Masyhur
Menelaah Hukum Tentang Tradisi Berziarah Dan Berdoa Di Makam Wali-Wali Masyhur
Fenomena ziarah kubur yang terjadi saat ini, menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan masyarakat. Ada perbedaan pendapat (khilafiyah) terkait hukum ziarah kubur. Kedua pendapat te...
Metode Penelitian Fiqh al-Hadis
Metode Penelitian Fiqh al-Hadis
Hadis Nabi dalam hierarki sumber hukum Islam berada pada kedudukan kedua selepas al-Quran. Hadis berfungsi untuk menjelaskan, menafsirkan apa yang terkandung dalam al-Qur...
makalah penyakit menular-vania-XMIA3
makalah penyakit menular-vania-XMIA3
BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Setiap manusia pernah mengalami sakit.Penyakit yang diderita oleh setiap makhluk berbeda satu dan yang lainnya.Sakit merupakan suatu keadaan diman...
Peran Hadratus Syaikh Kh. Hasyim Asyari dalam Pengembangan Hadis di Indonesia
Peran Hadratus Syaikh Kh. Hasyim Asyari dalam Pengembangan Hadis di Indonesia
Sebagai negara yang penduduknya mayoritas Muslim, perkembangan hadis tentunya masuk ke Indonesia, menjadi menarik untuk dibahas karena sebagian besar penikmat ilmu hadis sendiri be...


