Search engine for discovering works of Art, research articles, and books related to Art and Culture
ShareThis
Javascript must be enabled to continue!

Istidlal Batalnya Wudlu (Perspektif Imam Hanafi dan Imam Syafi’i)

View through CrossRef
<p><em>This study aims to determine 1) How is Istidlal (the process of searching for and using arguments) to invalidate ablution according to Imam Hanafi and Imam Syafii and 2) What are the factors that cause the difference of opinion between Imam Hanafi and Imam Shafii regarding the cancellation of ablution. The research method used in this study is descriptive qualitative with a comparative approach that compares the opinions of two scholars about the cancellation of wudlu. The research results obtained are: 1) Istidlal: Imam Hanafi's istidlal regarding the cancellation of ablution was inspired by analogues and qiyas, because he was nicknamed "ahlu alra'yu", while Imam Shafi'i's istidlal regarding the cancellation of ablution is to look for the rules and ushul of the problem of canceling wudlu, then after finding him combine it with a valid argument or basis and this is also chosen from a valid argument. 2) Factors: The factors that cause differences of opinion between Imam Hanafi and Imam Shafi'i regarding the cancellation of ablution are the time or era factor, the scientific factor possessed, the legal basis used, the search for a legal basis in determining the law, and the experience factor.</em></p><p>Penelitian ini bertujuan mengetahui, 1) <em>Istidlal</em> (proses pencarian dan penggunaan dalil) batalnya wudlu menurut Imam Hanafi dan  Imam Syafii dan 2) Faktor-faktor apakah yang menyebabkan perbadaan pendapat antara Imam Hanafi dan  Imam Syafii tentang batalnya wudlu. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif deskriptif dengan pendekatan komparatif yang membandingkan pendapat dua ulama tentang batalnya wudlu. Hasil penelitian yang diperoleh adalah1)<em>Istidlal</em> Imam Hanafi tentang batalnya wudlu diilhami dengan analog dan qiyas, karena beliau dijuluki <em>”ahlu alra’yu”,</em>sedangkan <em>istidlal</em> Imam Syafi’i tentang batalnya wudlu yaitu dengan mencari kaidah-kaidah dan ushul dari permasalahan batalnya wudlu, kemudian setelah ditemukan beliau memadukan dengan dalil atau dasar yang dan ini pun dipilih dari dalil yang sahih. 2) Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan pendapat antara Imam Hanafi  dan Imam Syafi’i tentang batalnya wudlu adalah faktor masa atau zaman, faktor Keilmuan yang dimiliki, faktor dasar hukum yang digunakan, faktor pencarian dasar hukum dalam menetapkan hukum, dan faktor Pengalaman.</p><p><em><br /></em></p>
Title: Istidlal Batalnya Wudlu (Perspektif Imam Hanafi dan Imam Syafi’i)
Description:
<p><em>This study aims to determine 1) How is Istidlal (the process of searching for and using arguments) to invalidate ablution according to Imam Hanafi and Imam Syafii and 2) What are the factors that cause the difference of opinion between Imam Hanafi and Imam Shafii regarding the cancellation of ablution.
The research method used in this study is descriptive qualitative with a comparative approach that compares the opinions of two scholars about the cancellation of wudlu.
The research results obtained are: 1) Istidlal: Imam Hanafi's istidlal regarding the cancellation of ablution was inspired by analogues and qiyas, because he was nicknamed "ahlu alra'yu", while Imam Shafi'i's istidlal regarding the cancellation of ablution is to look for the rules and ushul of the problem of canceling wudlu, then after finding him combine it with a valid argument or basis and this is also chosen from a valid argument.
2) Factors: The factors that cause differences of opinion between Imam Hanafi and Imam Shafi'i regarding the cancellation of ablution are the time or era factor, the scientific factor possessed, the legal basis used, the search for a legal basis in determining the law, and the experience factor.
</em></p><p>Penelitian ini bertujuan mengetahui, 1) <em>Istidlal</em> (proses pencarian dan penggunaan dalil) batalnya wudlu menurut Imam Hanafi dan  Imam Syafii dan 2) Faktor-faktor apakah yang menyebabkan perbadaan pendapat antara Imam Hanafi dan  Imam Syafii tentang batalnya wudlu.
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif deskriptif dengan pendekatan komparatif yang membandingkan pendapat dua ulama tentang batalnya wudlu.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah1)<em>Istidlal</em> Imam Hanafi tentang batalnya wudlu diilhami dengan analog dan qiyas, karena beliau dijuluki <em>”ahlu alra’yu”,</em>sedangkan <em>istidlal</em> Imam Syafi’i tentang batalnya wudlu yaitu dengan mencari kaidah-kaidah dan ushul dari permasalahan batalnya wudlu, kemudian setelah ditemukan beliau memadukan dengan dalil atau dasar yang dan ini pun dipilih dari dalil yang sahih.
2) Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan pendapat antara Imam Hanafi  dan Imam Syafi’i tentang batalnya wudlu adalah faktor masa atau zaman, faktor Keilmuan yang dimiliki, faktor dasar hukum yang digunakan, faktor pencarian dasar hukum dalam menetapkan hukum, dan faktor Pengalaman.
</p><p><em><br /></em></p>.

Related Results

Komparasi wali mujbir dalam madzhab Syafi`i dan madzhab Hanafi
Komparasi wali mujbir dalam madzhab Syafi`i dan madzhab Hanafi
This article discusses a comparison of the thoughts of the Hanafi school of thought and the Syafi'i school of thought. The author uses data collection methods with documentation te...
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENARIKAN HIBAH MENURUT IMAM HANAFI DAN IMAM SYAFI’I
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENARIKAN HIBAH MENURUT IMAM HANAFI DAN IMAM SYAFI’I
Eksa Maulana. 2091014160. 2023. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penarikan Hibah Menurut Imam Hanafi dan Imam Syafi’i. Dalam kehidupan masyarakat, banyak terjadi seseorang yang telah...
İmam Hatip Lisesi Öğrencilerinin İmam Hatip Lisesi, Meslek Dersi Öğretmeni ve İdarecilerine İlişkin Metaforik Algıları
İmam Hatip Lisesi Öğrencilerinin İmam Hatip Lisesi, Meslek Dersi Öğretmeni ve İdarecilerine İlişkin Metaforik Algıları
Bu çalışmanın amacı, İmam Hatip Lisesi öğrencilerinin İmam Hatip Lisesi, İmam Hatip Lisesi meslek dersi öğretmeni ve İmam Hatip Lisesi idaresine ilişkin algılarını metaforlar yoluy...
REKONSTRUKSI PEMIKIRAN HASAN HANAFI DALAM BIDANG TEOLOGI ISLAM
REKONSTRUKSI PEMIKIRAN HASAN HANAFI DALAM BIDANG TEOLOGI ISLAM
Secara teoritis Teologi Islam yang bersifat dialektis menurut Hasan Hanafi lebih mengarah pada mempertahankan doktrin dan memelihara kemurniannya. Teologi tidah hanya merupakan ide...
Rekonstruksi Pemikiran Islam Imam Syafi'i: Interpretasi dan Implikasi Bagi Pendidikan Islam Kontemporer
Rekonstruksi Pemikiran Islam Imam Syafi'i: Interpretasi dan Implikasi Bagi Pendidikan Islam Kontemporer
Islam menekankan kecerdasan (al-aql) dan pemikiran (al-fikr), mendorong pemikiran yang kreatif dan konstruktif bagi umat manusia. Penelitian ini mengeksplorasi kontribusi Imam Syaf...
Sistem Informasi Akademik Pada MTs Salafiyah Syafi’iyah Menggunakan Framework Codeigniter Dan MYSQL
Sistem Informasi Akademik Pada MTs Salafiyah Syafi’iyah Menggunakan Framework Codeigniter Dan MYSQL
Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Syafi’iyah,merupakan lembaga pendidikan yang bernaung di bawah Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo.Latar belakang berdirinya,tentunya tidak...
Studi komparasi pemikiran Imam Syafi’i dan Imam Hanafi tentang wali mujbir
Studi komparasi pemikiran Imam Syafi’i dan Imam Hanafi tentang wali mujbir
Imam Shafi'i stated that as long as the daughter still has the status of al-bikr (girl) then the right of a guardian still exists, the limit of al-bikr (girl) according to Imam Sha...
STATUS PERNIKAHAN SETELAH SUMPAH LIAN (Studi Komparatif antara Pandangan Mazhab Hanafi dan Kompilasi Hukum Islam)
STATUS PERNIKAHAN SETELAH SUMPAH LIAN (Studi Komparatif antara Pandangan Mazhab Hanafi dan Kompilasi Hukum Islam)
Abstrak Li’an berasal dari kata la’ana yang berarti menuduh atau melaknat. Menurut istilah li’an berarti tuduhan suami bahwa istrinya telah berbuat zina atau ia mengingkari bayi ya...

Back to Top