Javascript must be enabled to continue!
Tradisi Selamatan Seribu Hari Masyarakat Hindu Kabupaten Blitar
View through CrossRef
Selamatan merupakan ajaran tradisi Jawa untuk menyelamatkan jiwa orang yang sudah meninggal dunia. Seperti masyarakat Kabupaten Blitar baik yang beragama Hindu maupun Islam upacara selametan seribu hari dalam perjalannya mengalami perubahan. Proses dan bentuk selamatan seribu hari di Kabupaten Blitar masih dilaksanakan serta ada yang mengalami pergeseran bentuk ritualnya. Pergeseran bentuk pelaksanaan selamatan seribu hari disebabkan oleh pengaruh perubahan jaman. Pada jaman sekarang ini masyarakat Hindu di Kabupaten Blitar tetap melaksanakan tradisi selamatan seribu hari. Pergerasan bentuk pelaksanaan selamatan seribu hari masyarakat Hindu disesuaikan dengan tata nilai ajaran Hindu. Selamatan seribu hari menggunakan perhitungan sesuai dengan rumus-rumus tradisional. Perhitungan mencari hari pelaksanaan selamatan seribu hari dilakukan oleh tokoh masyarakat setempat. Tahapan pelaksanaan selamatan seribu hari dilaksanakan mulai dari mencari perhitungan hari, persiapan membuat sesaji dan hidangan, membangun kijing, selamatan awal, pitra puja, selamatan besar. Bentuk selamaten seribu hari masyarakat Hindu Kabupaten Blitar dari bentuk upakara adalah menggunakan ayam adalah sederhana, menggunakan kambing adalah sedang dan menggunakan sapi/ kerbau adalah selamatan dalam bentuk besar. Penggunakan sarana upakara selamatan seribu hari merupakan simbul status social masyarakat. Nilai dalam selamatan seribu hari terdapat nilai religi, dan nilai social.
Title: Tradisi Selamatan Seribu Hari Masyarakat Hindu Kabupaten Blitar
Description:
Selamatan merupakan ajaran tradisi Jawa untuk menyelamatkan jiwa orang yang sudah meninggal dunia.
Seperti masyarakat Kabupaten Blitar baik yang beragama Hindu maupun Islam upacara selametan seribu hari dalam perjalannya mengalami perubahan.
Proses dan bentuk selamatan seribu hari di Kabupaten Blitar masih dilaksanakan serta ada yang mengalami pergeseran bentuk ritualnya.
Pergeseran bentuk pelaksanaan selamatan seribu hari disebabkan oleh pengaruh perubahan jaman.
Pada jaman sekarang ini masyarakat Hindu di Kabupaten Blitar tetap melaksanakan tradisi selamatan seribu hari.
Pergerasan bentuk pelaksanaan selamatan seribu hari masyarakat Hindu disesuaikan dengan tata nilai ajaran Hindu.
Selamatan seribu hari menggunakan perhitungan sesuai dengan rumus-rumus tradisional.
Perhitungan mencari hari pelaksanaan selamatan seribu hari dilakukan oleh tokoh masyarakat setempat.
Tahapan pelaksanaan selamatan seribu hari dilaksanakan mulai dari mencari perhitungan hari, persiapan membuat sesaji dan hidangan, membangun kijing, selamatan awal, pitra puja, selamatan besar.
Bentuk selamaten seribu hari masyarakat Hindu Kabupaten Blitar dari bentuk upakara adalah menggunakan ayam adalah sederhana, menggunakan kambing adalah sedang dan menggunakan sapi/ kerbau adalah selamatan dalam bentuk besar.
Penggunakan sarana upakara selamatan seribu hari merupakan simbul status social masyarakat.
Nilai dalam selamatan seribu hari terdapat nilai religi, dan nilai social.
Related Results
MAKNA SIMBOLIK TUMPENG DALAM SELAMATAN DAN NILAI-NILAI AJARAN BUDDHA PADA MASYARAKAT UMAT BUDDHA DI KULON PROGO
MAKNA SIMBOLIK TUMPENG DALAM SELAMATAN DAN NILAI-NILAI AJARAN BUDDHA PADA MASYARAKAT UMAT BUDDHA DI KULON PROGO
Masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Jawa sampai saat ini masih memegang dan nguri-uri budaya leluhur. Salah satu budaya leluhur yang masih dilestarikan adalah penggunaan tump...
ANALISIS KEBUTUHAN GURU AGAMA HINDU DI KOTA MATARAM DAN SIGNIFIKANSINYA DENGAN LULUSAN INSTITUT AGAMA HINDU NEGERI GDE PUDJA MATARAM
ANALISIS KEBUTUHAN GURU AGAMA HINDU DI KOTA MATARAM DAN SIGNIFIKANSINYA DENGAN LULUSAN INSTITUT AGAMA HINDU NEGERI GDE PUDJA MATARAM
The shortage of Hindu Religion Teachers is one of the main problems for the world of education. We hope that with the large number of Hindu religious colleges and graduates of the ...
KONSTRUKSI SOSIAL MAKNA SELAMATAN DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA KARETAN BANYUWANGI
KONSTRUKSI SOSIAL MAKNA SELAMATAN DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA KARETAN BANYUWANGI
Penelitian ini bertujuan untuk menggali konstruksi sosial yang membentuk makna selamatan dalam kehidupan masyarakat Desa Karetan, Banyuwangi, sebuah tradisi yang menggabungkan aspe...
TRADISI NYADRAN PUNDEN DAN UMAT BUDDHA DI DUSUN LAMUK, KABUPATEN TEMANGGUNG
TRADISI NYADRAN PUNDEN DAN UMAT BUDDHA DI DUSUN LAMUK, KABUPATEN TEMANGGUNG
Tradisi Nyadran sebagai sebuah kearifan lokal yang turun temurun dari generasi ke generasi selanjutnya, kegiatan tradisi Nyadran Punden merupakan pembersihan makam leluhur dan mela...
K Kearifan Lokal Dalam Tradisi Nganggung di Desa Sekar Biru
K Kearifan Lokal Dalam Tradisi Nganggung di Desa Sekar Biru
Kearifan Lokal merupakan nilai luhur yang terkandung dalam kekayaan budaya tradisi pada kelompok masyarakat dari generasi ke generasi yang diwariskan secara turun temurun. Oleh kar...
Peran Guru Rupaka Dalam Menanamkan Ajaran Agama Hindu
Peran Guru Rupaka Dalam Menanamkan Ajaran Agama Hindu
Peranan Guru Rupaka sangat diperlukan dalam proses pembelajaran agama. Selain sebagai pendorong bagi anak dan pemuda dalam pembelajaran agama Hindu, Guru Rupaka merupakan suri tula...
PENANAMAN KONSEP TRI KAYA PARISUDHA DALAM TRADISI MARERAOSAN
PENANAMAN KONSEP TRI KAYA PARISUDHA DALAM TRADISI MARERAOSAN
<p>Tradisi di Bali baik itu lisan dan tertulis selalu diusahakan terjaga kelestariannya, bukan hanya oleh masyarakatnya yang mayoritas beragama Hindu, tetapi juga oleh pemeri...
TRADISI TEDAK SITI PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA HINDU
TRADISI TEDAK SITI PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA HINDU
Indonesia mempunyai keanekaragaman tradisi dan budaya warisan leluhur yang masih diteruskan dari generasi ke generasi hingga kini. Upacara peringatan daur hidup seseorang, sejak se...


