Search engine for discovering works of Art, research articles, and books related to Art and Culture
ShareThis
Javascript must be enabled to continue!

EKONOMI DALAM PERSPEKTIF AGAMA BUDDHA

View through CrossRef
Konsep ekonomi dalam agama Buddha dengan fokus pada Suttapiṭaka, filsafat ekonomi Buddha, perbandingan dengan ekonomi kapitalis, dan pandangan terhadap pengumpulan kekayaan. Agama Buddha memberikan panduan melalui konsep mata pencaharian benar, yang mencerminkan delapan unsur Jalan Mulia, dengan penekanan pada usaha yang jujur, keterampilan, dan non-eksploitasi. Metode penelitian menggunakan studi pustaka dari artikel jurnal, buku relevan, dan kitab suci Agama Buddha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep ekonomi dalam Suttapiṭaka mencerminkan nilai-nilai etika untuk menciptakan harmoni dan mengurangi penderitaan. Ajaran Buddha mendorong kesederhanaan, menolak kekerasan, dan mengedepankan kemurahan hati dalam praktik ekonomi. Dalam perbandingan dengan ekonomi kapitalis, artikel menyoroti perbedaan mendasar dalam prinsip dan tujuan. Ekonomi kapitalis menekankan pengejaran kekayaan sebagai tujuan utama, sedangkan ekonomi Buddha mengadvokasi keseimbangan antara kesejahteraan materi dan spiritual, serta pemberdayaan kesejahteraan bersama. Pandangan Buddhis terhadap pengumpulan kekayaan menekankan pada pengurangan penderitaan dan perlindungan diri dari perbuatan tercela. Implikasi penelitian ini adalah memberikan landasan bagi masyarakat dalam mengelola kekayaan dengan etika dan tanggung jawab sosial yang tinggi, serta memberikan kontribusi pada pemahaman ekonomi Buddha dalam konteks praktik sehari-hari dan dunia bisnis.
Title: EKONOMI DALAM PERSPEKTIF AGAMA BUDDHA
Description:
Konsep ekonomi dalam agama Buddha dengan fokus pada Suttapiṭaka, filsafat ekonomi Buddha, perbandingan dengan ekonomi kapitalis, dan pandangan terhadap pengumpulan kekayaan.
Agama Buddha memberikan panduan melalui konsep mata pencaharian benar, yang mencerminkan delapan unsur Jalan Mulia, dengan penekanan pada usaha yang jujur, keterampilan, dan non-eksploitasi.
Metode penelitian menggunakan studi pustaka dari artikel jurnal, buku relevan, dan kitab suci Agama Buddha.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep ekonomi dalam Suttapiṭaka mencerminkan nilai-nilai etika untuk menciptakan harmoni dan mengurangi penderitaan.
Ajaran Buddha mendorong kesederhanaan, menolak kekerasan, dan mengedepankan kemurahan hati dalam praktik ekonomi.
Dalam perbandingan dengan ekonomi kapitalis, artikel menyoroti perbedaan mendasar dalam prinsip dan tujuan.
Ekonomi kapitalis menekankan pengejaran kekayaan sebagai tujuan utama, sedangkan ekonomi Buddha mengadvokasi keseimbangan antara kesejahteraan materi dan spiritual, serta pemberdayaan kesejahteraan bersama.
Pandangan Buddhis terhadap pengumpulan kekayaan menekankan pada pengurangan penderitaan dan perlindungan diri dari perbuatan tercela.
Implikasi penelitian ini adalah memberikan landasan bagi masyarakat dalam mengelola kekayaan dengan etika dan tanggung jawab sosial yang tinggi, serta memberikan kontribusi pada pemahaman ekonomi Buddha dalam konteks praktik sehari-hari dan dunia bisnis.

Related Results

Pembentukan Karakter Siswa Beragama Buddha di Sekolah Markus Tangerang
Pembentukan Karakter Siswa Beragama Buddha di Sekolah Markus Tangerang
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah pembentukankarakter siswa beragama Buddha melalui Pendidikan Agama Buddha diSekolah Markus Tangerang. Tujuan dari penelitian ...
MAKNA SIMBOLIK TUMPENG DALAM SELAMATAN DAN NILAI-NILAI AJARAN BUDDHA PADA MASYARAKAT UMAT BUDDHA DI KULON PROGO
MAKNA SIMBOLIK TUMPENG DALAM SELAMATAN DAN NILAI-NILAI AJARAN BUDDHA PADA MASYARAKAT UMAT BUDDHA DI KULON PROGO
Masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Jawa sampai saat ini masih memegang dan nguri-uri budaya leluhur. Salah satu budaya leluhur yang masih dilestarikan adalah penggunaan tump...
Written Records and Artistic Expressions of the Belief in Silla as a Buddha-land
Written Records and Artistic Expressions of the Belief in Silla as a Buddha-land
This study examines the Belief in Silla as a Buddha-land, deeply rooted in the foundation of Silla's Buddhist beliefs, by dividing it into four categories. Moving beyond the predom...
Konsep Pendidikan Keagamaan Buddha dalam Kajian Sutta Pitaka
Konsep Pendidikan Keagamaan Buddha dalam Kajian Sutta Pitaka
Artikel ini membahas konsep pendidikan keagamaan Buddha dalam konteks Sutta Pitaka, bagian dari Tripitaka, yang merupakan kanon utama dalam literatur agama Buddha. Pendidikan pada ...
Peran Guru Rupaka Dalam Menanamkan Ajaran Agama Hindu
Peran Guru Rupaka Dalam Menanamkan Ajaran Agama Hindu
Peranan Guru Rupaka sangat diperlukan dalam proses pembelajaran agama. Selain sebagai pendorong bagi anak dan pemuda dalam pembelajaran agama Hindu, Guru Rupaka merupakan suri tula...
Peran Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa dalam Menyelesaikan Sengketa Ekonomi Syariah
Peran Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa dalam Menyelesaikan Sengketa Ekonomi Syariah
Abstract The enactment of  Law Number 3 of 2006 concerning Religious Courts which in addition increases the authority of the Religious Courts in the field of Islamic economics, thi...
KRITIK ISLAM TERHADAP SISTEM EKONOMI KONTEMPORER
KRITIK ISLAM TERHADAP SISTEM EKONOMI KONTEMPORER
Masalah ekonomi adalah masalah yang tidah bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa tidak pernah puas dengan apa yang telah dimilikinya, sed...
DEMENSI BUDAYA LOKAL DALAM TRADISI HAUL DAN MAULIDAN BAGI KOMUNITAS SEKARBELA MATARAM
DEMENSI BUDAYA LOKAL DALAM TRADISI HAUL DAN MAULIDAN BAGI KOMUNITAS SEKARBELA MATARAM
<p>Penelitian ini dilakukan di Kotamadya<br />Mataram Nusa Tenggara Barat. Sasaran<br />penelitian adalah suatu masyarakat lokal yang<br />menamakan dirinya...

Back to Top