Search engine for discovering works of Art, research articles, and books related to Art and Culture
ShareThis
Javascript must be enabled to continue!

Perspektif Gender dalam Kumpulan Cerpen Karya Djenar Maesa Ayu

View through CrossRef
Gender merupakan piranti yang lebih dikonstruksikan secara sosial daripada biologis. Seseorang bisa menjadi kurang atau lebih ‘feminim’ dan kurang atau lebih ‘maskulin’. Seorang laki-laki dapat menampilkan karakteristik-karakteristik ‘feminim’, sama halnya perempuan juga bisa menampilkan sifat ‘maskulin’. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendeskripsikan analisis karya sastra dalam kumpulan cerpen “Jangan Main-Main dengan Kelaminmu” karya Djenar Maesa Ayu dan bentuk-bentuk ketidakadilan gender dalam kumpulan cerpen “Mereka Bilang, Saya Monyet!” karya Djenar Maesa Ayu. Pada kumpulan cerpen “Jangan Main-Main dengan Kelaminmu” karya penulis wanita Djenar Maesa Ayu terdapat beberapa perbedaan karakter antara laki-laki dan perempuan, atau perbedaan pandangan disisipkan dalam beberapa cuplikan cerita di dalam kumpulan cerpen tersebut. Pada kumpulan cerpen “Mereka Bilang, Saya Monyet!” pun kerap memerlihatkan ketidakadilan gender terhadap perempuan. 135 Abstrak: Gender merupakan piranti yang lebih dikonstruksikan secara sosial daripada biologis. Seseorang bisa menjadi kurang atau lebih ‘feminim’ dan kurang atau lebih ‘maskulin’. Seorang laki-laki dapat menampilkan karakteristik-karakteristik ‘feminim’, sama halnya perempuan juga bisa menampilkan sifat ‘maskulin’. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendeskripsikan analisis karya sastra dalam kumpulan              cerpen “Jangan Main-Main dengan Kelaminmu” karya Djenar Maesa Ayu dan bentuk-bentuk ketidakadilan gender dalam kumpulan cerpen “Mereka Bilang, Saya Monyet!” karya Djenar Maesa Ayu. Pada kumpulan cerpen “Jangan Main-Main dengan Kelaminmu” karya penulis wanita Djenar Maesa Ayu terdapat beberapa perbedaan karakter antara laki-laki dan perempuan, atau perbedaan pandangan disisipkan dalam beberapa cuplikan cerita di dalam kumpulan cerpen tersebut. Pada kumpulan cerpen “Mereka Bilang, Saya Monyet!” pun kerap memerlihatkan ketidakadilan gender terhadap perempuan.   Kata Kunci: gender, feminim, maskulin.   Abstract: Gender is a device that is more socially constructed rather than biological. Someone could be less or more 'feminine' and less or more 'masculine'. A man can display the characteristics of 'feminine', as well as women can also display the properties of 'masculine'. The purpose of this analysis is to describe the analysis of literary works in the collection of short stories "Jangan Main-Main dengan Kelaminmu" by Djenar Maesa Ayu and other forms of gender inequality in the collection of short stories "Mereka Bilang Saya Monyet!” by Djenar Maesa Ayu. In the short story collection "Jangan Main-Main dengan Kelaminmu" by Djenar Maesa Ayu there are several character differences between men and women, or differences in views pasted in several excerpts of stories in the collection of short stories. In a collection of short stories “Mereka Bilang Saya Monyet” too often showing gender inequality against women from its immediate environment.133
Title: Perspektif Gender dalam Kumpulan Cerpen Karya Djenar Maesa Ayu
Description:
Gender merupakan piranti yang lebih dikonstruksikan secara sosial daripada biologis.
Seseorang bisa menjadi kurang atau lebih ‘feminim’ dan kurang atau lebih ‘maskulin’.
Seorang laki-laki dapat menampilkan karakteristik-karakteristik ‘feminim’, sama halnya perempuan juga bisa menampilkan sifat ‘maskulin’.
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendeskripsikan analisis karya sastra dalam kumpulan cerpen “Jangan Main-Main dengan Kelaminmu” karya Djenar Maesa Ayu dan bentuk-bentuk ketidakadilan gender dalam kumpulan cerpen “Mereka Bilang, Saya Monyet!” karya Djenar Maesa Ayu.
Pada kumpulan cerpen “Jangan Main-Main dengan Kelaminmu” karya penulis wanita Djenar Maesa Ayu terdapat beberapa perbedaan karakter antara laki-laki dan perempuan, atau perbedaan pandangan disisipkan dalam beberapa cuplikan cerita di dalam kumpulan cerpen tersebut.
Pada kumpulan cerpen “Mereka Bilang, Saya Monyet!” pun kerap memerlihatkan ketidakadilan gender terhadap perempuan.
135 Abstrak: Gender merupakan piranti yang lebih dikonstruksikan secara sosial daripada biologis.
Seseorang bisa menjadi kurang atau lebih ‘feminim’ dan kurang atau lebih ‘maskulin’.
Seorang laki-laki dapat menampilkan karakteristik-karakteristik ‘feminim’, sama halnya perempuan juga bisa menampilkan sifat ‘maskulin’.
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendeskripsikan analisis karya sastra dalam kumpulan              cerpen “Jangan Main-Main dengan Kelaminmu” karya Djenar Maesa Ayu dan bentuk-bentuk ketidakadilan gender dalam kumpulan cerpen “Mereka Bilang, Saya Monyet!” karya Djenar Maesa Ayu.
Pada kumpulan cerpen “Jangan Main-Main dengan Kelaminmu” karya penulis wanita Djenar Maesa Ayu terdapat beberapa perbedaan karakter antara laki-laki dan perempuan, atau perbedaan pandangan disisipkan dalam beberapa cuplikan cerita di dalam kumpulan cerpen tersebut.
Pada kumpulan cerpen “Mereka Bilang, Saya Monyet!” pun kerap memerlihatkan ketidakadilan gender terhadap perempuan.
  Kata Kunci: gender, feminim, maskulin.
  Abstract: Gender is a device that is more socially constructed rather than biological.
Someone could be less or more 'feminine' and less or more 'masculine'.
A man can display the characteristics of 'feminine', as well as women can also display the properties of 'masculine'.
The purpose of this analysis is to describe the analysis of literary works in the collection of short stories "Jangan Main-Main dengan Kelaminmu" by Djenar Maesa Ayu and other forms of gender inequality in the collection of short stories "Mereka Bilang Saya Monyet!” by Djenar Maesa Ayu.
In the short story collection "Jangan Main-Main dengan Kelaminmu" by Djenar Maesa Ayu there are several character differences between men and women, or differences in views pasted in several excerpts of stories in the collection of short stories.
In a collection of short stories “Mereka Bilang Saya Monyet” too often showing gender inequality against women from its immediate environment.
133.

Related Results

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN “SAAT CINTA DATANG BELUM PADA WAKTUNYA” KARYA ARI PUSPARINI
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN “SAAT CINTA DATANG BELUM PADA WAKTUNYA” KARYA ARI PUSPARINI
Penelitian ini didasarkan permasalahan penyediaan bahan ajar yang masih terpaku karena menggeneralisasi kemampuan siswa secara global. Permasalahan lainnya penggunaan bahan ajar LK...
KETIDAKADILAN GENDER DALAM JANGAN PULANG JIKA KAMU PEREMPUAN KARYA RIYANA RIZKI
KETIDAKADILAN GENDER DALAM JANGAN PULANG JIKA KAMU PEREMPUAN KARYA RIYANA RIZKI
Ketidakadilan gender merupakan produk dari adanya kuasa dan budaya patriarki dalam kehidupan bermasyarakat. Ketidakadilan gender ini juga tercermin dalam karya sastra, karya sastra...
Aspek Kepribadian Tokoh Utama dalam Kumpulan Cerpen Jurig Paséa jeung Nyi Karsih Karya Tini Kartini
Aspek Kepribadian Tokoh Utama dalam Kumpulan Cerpen Jurig Paséa jeung Nyi Karsih Karya Tini Kartini
The background of the research is the personality conflict of the main characters in the short story collection Jurig Paséa jeung Nyi Karsih. The theory used in this study is Todor...
Nilai Politik Dalam Kumpulan Cerpen “Tuan Dewan” Karya Ida Bagus Wayan Widiasa Keniten
Nilai Politik Dalam Kumpulan Cerpen “Tuan Dewan” Karya Ida Bagus Wayan Widiasa Keniten
Kasusastraan Bali merupakan seluruh pengetahuan yang tercipta dari hasil pikiran orang terdahulu di Bali yang ditulis menggunakan bahasa Bali dan aksara Bali. Salah satu kasusastra...
Unsur Intrinsik Dan Nilai Pendidikan Karakter Pada Kumpulan Cerpen Luh Jalir Karya Mas Ruscita Dewi
Unsur Intrinsik Dan Nilai Pendidikan Karakter Pada Kumpulan Cerpen Luh Jalir Karya Mas Ruscita Dewi
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menunjukkan unsur intrinsik dan nilai pendidikan karakter dalam buku kumpulan cerpen Luh Jalir karya Anak Agung Sagung Mas Ruscitadew...
Representasi Identitas Masyarakat Laut dalam Kumpulan Cerita Pendek Nelayan Itu Berhenti Melaut
Representasi Identitas Masyarakat Laut dalam Kumpulan Cerita Pendek Nelayan Itu Berhenti Melaut
Kumpulan cerpen Nelayan itu Berhenti Melaut karya Safar Banggai merupakan kumpulan dari 12 cerpen yang hampir seluruhnya erat dengan latar laut dan kemaritiman. Penceritaan yang di...

Back to Top