Search engine for discovering works of Art, research articles, and books related to Art and Culture
ShareThis
Javascript must be enabled to continue!

Peran Hasil Hutan Bukan Kayu Dalam Mewujudkan Keberlanjutan Sumberdaya Hutan di Indonesia: Suatu Kajian Aksiologi Ilmu

View through CrossRef
Hasil hutan bukan kayu merupakan hasil yang bersumber dari hutan selain kayu baik berupa benda-benda nabati seperti rotan, kemiri, madu, bambu, biji-bijian, daun-daunan, obat-obatan dan lain-lain maupun berupa hewani seperti satwa liar dan bagian-bagian satwa liar tersebut (tanduk, kulit, dan lain-lain). Pengelolaan hutan harus berorientasi sebagai penghasil bagi masyarakat lokal dengan tetap memperhatikan faktor ekologisnya. HHBK di Indonesia diperkirakan mencapai 90% dari total nilai ekonomi yang dapat dihasilkan dari ekosistem hutan tetapi dalam kenyataan potensi HHBK belum memiliki daya ungkit bagi peningkatan perekonomian masyarakat sekitar kawasan hutan.  Selama ini HHBK seolah dipandang sebelah mata dan hanya dianggap sebagai hasil hutan ikutan. Hal ini tidak lepas dari besarnya variasi jenis HHBK.  Metode yang digunakan dalam penelitian metode deskriptif. Berdasarkan hasil kajian maka dapat disimpulkan HHBK merupakan komponen penting dalam mewujudkan pengelolaan hutan yang lestari, kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat diperlukan untuk mengembangkan HHBK dan pengembangan HHBK harus berbasis pada pengetahuan dan praktik masyarakat lokal. Identifikasi dan pemetaan potensi HHBK menjadi dasar perencanaan pengembangan dan strategi pengelolaan HHBK yang selaras dengan tujuan konservasi hutan. Pengembangan HHBK harus berbasis kearifan lokal untuk menjaga kelestarian hutan dan penguatan budaya lokal sehingga HHBK dapat menjadi produk yang berkelanjutan
Title: Peran Hasil Hutan Bukan Kayu Dalam Mewujudkan Keberlanjutan Sumberdaya Hutan di Indonesia: Suatu Kajian Aksiologi Ilmu
Description:
Hasil hutan bukan kayu merupakan hasil yang bersumber dari hutan selain kayu baik berupa benda-benda nabati seperti rotan, kemiri, madu, bambu, biji-bijian, daun-daunan, obat-obatan dan lain-lain maupun berupa hewani seperti satwa liar dan bagian-bagian satwa liar tersebut (tanduk, kulit, dan lain-lain).
Pengelolaan hutan harus berorientasi sebagai penghasil bagi masyarakat lokal dengan tetap memperhatikan faktor ekologisnya.
HHBK di Indonesia diperkirakan mencapai 90% dari total nilai ekonomi yang dapat dihasilkan dari ekosistem hutan tetapi dalam kenyataan potensi HHBK belum memiliki daya ungkit bagi peningkatan perekonomian masyarakat sekitar kawasan hutan.
  Selama ini HHBK seolah dipandang sebelah mata dan hanya dianggap sebagai hasil hutan ikutan.
Hal ini tidak lepas dari besarnya variasi jenis HHBK.
  Metode yang digunakan dalam penelitian metode deskriptif.
Berdasarkan hasil kajian maka dapat disimpulkan HHBK merupakan komponen penting dalam mewujudkan pengelolaan hutan yang lestari, kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat diperlukan untuk mengembangkan HHBK dan pengembangan HHBK harus berbasis pada pengetahuan dan praktik masyarakat lokal.
Identifikasi dan pemetaan potensi HHBK menjadi dasar perencanaan pengembangan dan strategi pengelolaan HHBK yang selaras dengan tujuan konservasi hutan.
Pengembangan HHBK harus berbasis kearifan lokal untuk menjaga kelestarian hutan dan penguatan budaya lokal sehingga HHBK dapat menjadi produk yang berkelanjutan.

Related Results

PEMANFAATAN KAYU SEBAGAI BAHAN STRUKTUR BANGUNAN
PEMANFAATAN KAYU SEBAGAI BAHAN STRUKTUR BANGUNAN
Upaya penanaman kembali hutan-hutan yang gundul sudah dilakukan berbagai fihak, baikpemegang HPH maupun pemerintah melalui pemilihan bibit-bibit pohon denganpertumbuhan amat cepat ...
MANFAAT NILAI EKONOMI HASIL HUTAN OLEH MASYARAKAT DI KAMPUNG FEF DISTRIK FEF KABUPATEN TAMBRAUW
MANFAAT NILAI EKONOMI HASIL HUTAN OLEH MASYARAKAT DI KAMPUNG FEF DISTRIK FEF KABUPATEN TAMBRAUW
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis hasil hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat dan nilai manfaat ekonomi hutan oleh masyarakat kampung Fef Distrik Fef Kabupate...
KARAKTERISASI BAMBU LAMINASI SEBAGAI BAHAN PEMBANGUNAN KAPAL PERIKANAN
KARAKTERISASI BAMBU LAMINASI SEBAGAI BAHAN PEMBANGUNAN KAPAL PERIKANAN
Penggunaan bambu dibidang konstruksi sampai saat ini masih sangat terbatas dan hanya digunakan pada struktur ringan. Pengembangan penggunaan bambu dibidang struktur, khususnya dibi...
ISUE STRATEGIS KAWASAN HUTAN PADA PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH
ISUE STRATEGIS KAWASAN HUTAN PADA PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH
Tata ruang adalah wujud dari struktur ruang dan pola ruang; Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah. Penetapan Kawasan Hutan adalah suatu penegasan tentan...
Makna Aksiologi dalam Manajemen Pendidikan Islam untuk Pengembangan Kualitas Pendidikan
Makna Aksiologi dalam Manajemen Pendidikan Islam untuk Pengembangan Kualitas Pendidikan
Abstrak Manajemen pendidikan Islam tidak hanya berfokus pada administrasi dan pengelolaan sumber daya, tetapi juga mengintegrasikan nilai-nilai moral dan etika Islam untuk membent...
IDENTIFIKASI KERUSAKAN DAUN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) DI TAMAN HUTAN HUJAN TROPIS INDONEISA (TH2TI) BANJARBARU
IDENTIFIKASI KERUSAKAN DAUN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) DI TAMAN HUTAN HUJAN TROPIS INDONEISA (TH2TI) BANJARBARU
Kesehatan tegakan hutan buatan seperti TH2TI dipengaruhi oleh kejadian serangan hama dari berbagai tingkatan pertumbuhan, sehingga perlu dilakukan sebuah penelitian untuk mengident...
MODEL PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM)
MODEL PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM)
<h4>Abstract</h4> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><em>Forest management must consider the cultural values of socie...

Back to Top