Search engine for discovering works of Art, research articles, and books related to Art and Culture
ShareThis
Javascript must be enabled to continue!

Konstelasi Politik Klientelisme Gus Ali :Studi Relasi Kuasa Patron – Klien Gus Ali di dalam Pilkada Sidoarjo 2020 dan Pengaruhnya terhadap Pemerintahan Gus Mudhlor - Subandi

View through CrossRef
Konstelasi Pilkada Sidoarjo 2020 diikuti oleh tiga kandidat yaitu pasangan Bambang Haryo – Moh.Taufiqulbar, Ahmad Mudhlor – Subandi dan Kelana – Dwi Astutik. Pemenang pilkada yaitu pasangan Ahmad Mudhlor (Gus Mudhlor) – Subandi yaitu meraih 387.766 suara, selisih hanya 1,5 % dari pasangan Bambang Haryo – Moh.Taufiqulbar. Penelitian ini menunjukkan faktor fundamental kemenangan Gus Mudhlor – Subandi karena kuatnya pengaruh ayah dari Gus Mudhlor, yaitu KH. Ali Masyhuri (Gus Ali). Gus Ali memiliki seluruh modal sebagai patron politik Sidoarjo, yang kemudian terbentuklah relasi kuasa politik klientelisme dalam pilkada tersebut. Faktor-faktor pendukung terbentuknya patronase Gus Ali dan relasi kuasa politik klientalisme di Pilkada Sidoarjo dari dua hal. Pertama, faktor internal yaitu ketokohan Gus Ali sebagai ulama besar yang sangat disegani oleh pejabat publik maupun politisi skala lokal sampai nasional. Tipologi ulama besar tentu berkelindan dengan basis santri yang sangat banyak dan menyebar di berbagai kalangan masyarakat. Hal ini menjadi modal politik dengan adanya relasi kuasa antara ulama dan santri. Kedua, faktor eksternal, dimana secara sosial-kultural sebagian besar masyarakat Sidoarjo adalah agamis seperti halnya karakter masyarakat di daerah tapal kuda Jawa Timur. Selain itu, runtuhnya hegemoni politik Saiful Illah, bupati dua periode akibat kasus korupsi, merubah konfigurasi kekuatan politik dari pendopo beralih ke ponpes. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor di atas menjadi penentu kemenanagan Gus Mudhlor – Subandi. Patronase Gus Ali mampu membentuk relasi patron-klientelisme terhadap elit PKB, masyarakat Sidoarjo, ASN yang menjadi santri, sampai penyelenggara pemilu seperti KPU dan Bawaslu yang memberikan ‘privillege’ terhadap Gus Mudhlor selama proses kampanye pemilu berlangsung. Di dalam proses kebijakan maupun evaluasi pemerintahan pun, masyarakat lebih bertumpu pada membangun mekanisme komunikasi dengan Gus Ali, yang dianggap sangat berkuasa dalam mengintervensi kebijakan dan perilaku politik Gus Mudhlor – Subandi.
Title: Konstelasi Politik Klientelisme Gus Ali :Studi Relasi Kuasa Patron – Klien Gus Ali di dalam Pilkada Sidoarjo 2020 dan Pengaruhnya terhadap Pemerintahan Gus Mudhlor - Subandi
Description:
Konstelasi Pilkada Sidoarjo 2020 diikuti oleh tiga kandidat yaitu pasangan Bambang Haryo – Moh.
Taufiqulbar, Ahmad Mudhlor – Subandi dan Kelana – Dwi Astutik.
Pemenang pilkada yaitu pasangan Ahmad Mudhlor (Gus Mudhlor) – Subandi yaitu meraih 387.
766 suara, selisih hanya 1,5 % dari pasangan Bambang Haryo – Moh.
Taufiqulbar.
Penelitian ini menunjukkan faktor fundamental kemenangan Gus Mudhlor – Subandi karena kuatnya pengaruh ayah dari Gus Mudhlor, yaitu KH.
Ali Masyhuri (Gus Ali).
Gus Ali memiliki seluruh modal sebagai patron politik Sidoarjo, yang kemudian terbentuklah relasi kuasa politik klientelisme dalam pilkada tersebut.
Faktor-faktor pendukung terbentuknya patronase Gus Ali dan relasi kuasa politik klientalisme di Pilkada Sidoarjo dari dua hal.
Pertama, faktor internal yaitu ketokohan Gus Ali sebagai ulama besar yang sangat disegani oleh pejabat publik maupun politisi skala lokal sampai nasional.
Tipologi ulama besar tentu berkelindan dengan basis santri yang sangat banyak dan menyebar di berbagai kalangan masyarakat.
Hal ini menjadi modal politik dengan adanya relasi kuasa antara ulama dan santri.
Kedua, faktor eksternal, dimana secara sosial-kultural sebagian besar masyarakat Sidoarjo adalah agamis seperti halnya karakter masyarakat di daerah tapal kuda Jawa Timur.
Selain itu, runtuhnya hegemoni politik Saiful Illah, bupati dua periode akibat kasus korupsi, merubah konfigurasi kekuatan politik dari pendopo beralih ke ponpes.
Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor di atas menjadi penentu kemenanagan Gus Mudhlor – Subandi.
Patronase Gus Ali mampu membentuk relasi patron-klientelisme terhadap elit PKB, masyarakat Sidoarjo, ASN yang menjadi santri, sampai penyelenggara pemilu seperti KPU dan Bawaslu yang memberikan ‘privillege’ terhadap Gus Mudhlor selama proses kampanye pemilu berlangsung.
Di dalam proses kebijakan maupun evaluasi pemerintahan pun, masyarakat lebih bertumpu pada membangun mekanisme komunikasi dengan Gus Ali, yang dianggap sangat berkuasa dalam mengintervensi kebijakan dan perilaku politik Gus Mudhlor – Subandi.

Related Results

resume hukum tatanegara
resume hukum tatanegara
PARTAI POLITIK DAN PEMILIHAN UMUM (PEMILU)1. Partai PolitikA. Sejarah Partai Politik di Indonesia.Partai politik pertama-tama lahir di negara-negara Eropa Barat. Pada mulanya perke...
Hormone interactions and regulation of PsPK2::GUS compared with DR5::GUS and PID::GUS in Arabidopsis thaliana
Hormone interactions and regulation of PsPK2::GUS compared with DR5::GUS and PID::GUS in Arabidopsis thaliana
The putative pea PINOID homolog, PsPK2, is expressed in all growing plant parts and is positively regulated by auxin, gibberellin, and cytokinin. Here, we studied hormonal regulati...
Sumber politik pendidikan pancasila
Sumber politik pendidikan pancasila
Sistem politik Indonesia dewasa ini sedang mengalami proses demokratisasi yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan politik nasional, melainkan juga...
DEKONSTRUKSI PENANGANAN PELANGGARAN ADMINISTRASI YANG TERSTRUKTUR, SISTEMATIS DAN MASIF DALAM PILKADA
DEKONSTRUKSI PENANGANAN PELANGGARAN ADMINISTRASI YANG TERSTRUKTUR, SISTEMATIS DAN MASIF DALAM PILKADA
Abstract Deconstruction is a thought based on the method of reading texts that are based on philosophical values, since the 2015-2020 regional elections there have been several pr...
Strategi Public Relations Politik pada Pilkada Kabupaten Bandung
Strategi Public Relations Politik pada Pilkada Kabupaten Bandung
Abstrak. Era reformasi yang berlangsung hingga saat ini melahirkan berbagai kebijakan, salah satunya adalah pemilihan kepala daerah secara langsung atau yang biasa disingkat dengan...
The Menghidupkan Kembali Spirit Politik Ilmu Pemerintahan
The Menghidupkan Kembali Spirit Politik Ilmu Pemerintahan
Ilmu pemerintahan pada dasarnya adalah ilmu yang mempelajari ilmu politik, dimana dalam seberapa aspek dari ilmu pemerintahan seperti teori, metode dan metodologi tidak jauh berbed...
Menelisik politik identitas di Kalimantan Barat berdasarkan perspektif filsafat politik Armada Riyanto
Menelisik politik identitas di Kalimantan Barat berdasarkan perspektif filsafat politik Armada Riyanto
Artikel ini membahas politik identitas sebagai tindakan politis yang bertujuan untuk memajukan kepentingan kelompok berdasarkan kesamaan identitas atau karakteristik mereka. Politi...

Back to Top