Search engine for discovering works of Art, research articles, and books related to Art and Culture
ShareThis
Javascript must be enabled to continue!

KARAKTERISASI BAMBU LAMINASI SEBAGAI BAHAN PEMBANGUNAN KAPAL PERIKANAN

View through CrossRef
Penggunaan bambu dibidang konstruksi sampai saat ini masih sangat terbatas dan hanya digunakan pada struktur ringan. Pengembangan penggunaan bambu dibidang struktur, khususnya dibidang pembangunan kapal, dapat dikatakan masih belum tersentuh. Dengan adanya teknologi laminasi dan dengan perlakuan tertentu, diharapkan pemanfaatan bambu dapat diperluas pada penggunaan struktur dan dibidang perkapalan, khususnya kapal non baja. Dari hasil penelitian dan pengujian ditunjukkan bahwa komposit kayu jati dan/atau bambu betung mempunyai sifat fisis dan sifat mekanis yang lebih baik dibandingkan dengan kayu jati yang selama ini digunakan sebagai bahan pembangunan kapal kayu. Sebagai bahan pembangunan kapal kayu, komposit bambu mempunyai kerapatan (density) yang lebih tinggi dibandingkan dengan kayu jati solid dan komposit lainnya. Kerapatan bahan sangat berpengaruh terhadap berat kapal yang akhirnya akan berpengaruh pula terhadap ruang muat (palka), kecepatan kapal dan kebutuhan bahan bakar. Tetapi komposit kayu jati dan bamboo betung dengan jumlah lapisan 5 dengan komposisi kayu jati-nya 2/3 dari keseluruhan, mempunyai kerapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan kayujatin solid. Secara keseluruhan, sifat mekanis komposit kayu jati dan bambu betung lebih baik dibandingkan dengan kayu jati solid, rata-rata kenaikan kekuatannya mencapai 40 %.Pengaruh ruas bambu terhadap kekuatan bending dan tarik (tension) dibandingkan tanpa ruas, kekuatannya menurun sekitar 10 persen tergantung dari jumlah lapisan dan jenis kayu. Tetapi dengan jumlah lapisan dan jenis kayu yang sama, maka komposit bambu dengan kayu jati mempunyai tingkat penurunan yang paling kecil (+ 7,35 persen).Ketahanan komposit kayu jati dan/atau bambu betung terhadap beban bergerak, komposit bambu mempunyai ketahanan terhadap beban dinamis yang paling baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kekuatan sisa (residual strength) yang masih tinggi. Sesuai dengan regulasi Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) untuk Ketentuan Kapal Kayu, maka komposit kayu jati dan bambu betung memenuhi persyaratan bahan untuk bahan pembangunan kapal non baja.Disain kapal dengan menggunakan bahan utama komposit bambu dengan ukuran 5 gross tonnage (GT) dengan ukuran utama (principal dimension) panjang secara keseluruhan (LOA) = 9.47 meter, lebar kapal (B) = 2.80 meter dan tinggi badan kapal (D) = 1.20 meter. Kecepatan 8.0 knot dengan waktu operasi (endurance) selama 3 hari dengan 4 personil. Mesin yang digunakan 52 kW dengan ruang muat ikan sebesar 4.00 m3.
Title: KARAKTERISASI BAMBU LAMINASI SEBAGAI BAHAN PEMBANGUNAN KAPAL PERIKANAN
Description:
Penggunaan bambu dibidang konstruksi sampai saat ini masih sangat terbatas dan hanya digunakan pada struktur ringan.
Pengembangan penggunaan bambu dibidang struktur, khususnya dibidang pembangunan kapal, dapat dikatakan masih belum tersentuh.
Dengan adanya teknologi laminasi dan dengan perlakuan tertentu, diharapkan pemanfaatan bambu dapat diperluas pada penggunaan struktur dan dibidang perkapalan, khususnya kapal non baja.
Dari hasil penelitian dan pengujian ditunjukkan bahwa komposit kayu jati dan/atau bambu betung mempunyai sifat fisis dan sifat mekanis yang lebih baik dibandingkan dengan kayu jati yang selama ini digunakan sebagai bahan pembangunan kapal kayu.
Sebagai bahan pembangunan kapal kayu, komposit bambu mempunyai kerapatan (density) yang lebih tinggi dibandingkan dengan kayu jati solid dan komposit lainnya.
Kerapatan bahan sangat berpengaruh terhadap berat kapal yang akhirnya akan berpengaruh pula terhadap ruang muat (palka), kecepatan kapal dan kebutuhan bahan bakar.
Tetapi komposit kayu jati dan bamboo betung dengan jumlah lapisan 5 dengan komposisi kayu jati-nya 2/3 dari keseluruhan, mempunyai kerapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan kayujatin solid.
Secara keseluruhan, sifat mekanis komposit kayu jati dan bambu betung lebih baik dibandingkan dengan kayu jati solid, rata-rata kenaikan kekuatannya mencapai 40 %.
Pengaruh ruas bambu terhadap kekuatan bending dan tarik (tension) dibandingkan tanpa ruas, kekuatannya menurun sekitar 10 persen tergantung dari jumlah lapisan dan jenis kayu.
Tetapi dengan jumlah lapisan dan jenis kayu yang sama, maka komposit bambu dengan kayu jati mempunyai tingkat penurunan yang paling kecil (+ 7,35 persen).
Ketahanan komposit kayu jati dan/atau bambu betung terhadap beban bergerak, komposit bambu mempunyai ketahanan terhadap beban dinamis yang paling baik.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya kekuatan sisa (residual strength) yang masih tinggi.
Sesuai dengan regulasi Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) untuk Ketentuan Kapal Kayu, maka komposit kayu jati dan bambu betung memenuhi persyaratan bahan untuk bahan pembangunan kapal non baja.
Disain kapal dengan menggunakan bahan utama komposit bambu dengan ukuran 5 gross tonnage (GT) dengan ukuran utama (principal dimension) panjang secara keseluruhan (LOA) = 9.
47 meter, lebar kapal (B) = 2.
80 meter dan tinggi badan kapal (D) = 1.
20 meter.
Kecepatan 8.
0 knot dengan waktu operasi (endurance) selama 3 hari dengan 4 personil.
Mesin yang digunakan 52 kW dengan ruang muat ikan sebesar 4.
00 m3.

Related Results

Analisa Resiko Kecelakaan pada Pembangunan, Reparasi dan Pengoperasian Kapal
Analisa Resiko Kecelakaan pada Pembangunan, Reparasi dan Pengoperasian Kapal
Intisari— Dalam pelaksanaan pembangunan kapal baru, maupun reparasi kapal selalu ada potensi terjadinya keterlambatan penyelesaian kapal. Hal ini sangat merugikan bagi pemilik kapa...
Investigasi Efisiensi Propeler Kapal Ikan Tradisional
Investigasi Efisiensi Propeler Kapal Ikan Tradisional
Kapal ikan tradisional biasanya dibuat dari kayu dan dengan pola kapal yang diperoleh secara empiris sebagai warisan turun-temurun tanpa diketahui nilai hambatan kapalnya. Adapun s...
PERENCANAAN MESIN SERUT BAMBU KAPASITAS 500 BATANG/JAM
PERENCANAAN MESIN SERUT BAMBU KAPASITAS 500 BATANG/JAM
Bambu merupakan tumbuhan berbunga menahun hijau abadi dari subfamili bambusoideae yang termasuk famili poaceae. Bambu digunakan untuk membuat sumpit dan alat memasak lainnya sepert...
KAJIAN INTERAKSI TANAH-BAMBU DITINJAU DARI PARAMETER KUAT GESER
KAJIAN INTERAKSI TANAH-BAMBU DITINJAU DARI PARAMETER KUAT GESER
Stabilitas lereng memerlukan perkuatan untuk meningkatkan kuat geser. Perkuatan dari material bambu dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengganti peran geotekstil yang biasa d...
PENERAPAN STANDAR LAIK OPERASI (SLO) PADA KAPAL PERIKANAN DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) MAYANGAN
PENERAPAN STANDAR LAIK OPERASI (SLO) PADA KAPAL PERIKANAN DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) MAYANGAN
Standar Laik Operasi (SLO) merupakan salah satu instrumen dalam pengawasan perikanan sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23 Tahun 2021. Penelitian ini bert...
Bambu Sebagai Alternatif Penerapan Material Ekologis: Potensi dan Tantangannya
Bambu Sebagai Alternatif Penerapan Material Ekologis: Potensi dan Tantangannya
Bidang industri konstruksi disinyalir menjadi pelaku kedua dalam menyumbang pemanasan global. Pemakaian bahan material yang tidak dapat diperbaharui dalam jangka waktu tertentu aka...
Aspek Hukum Kapal Patroli Terkait Pengawasan Keselamatan Pelayaran
Aspek Hukum Kapal Patroli Terkait Pengawasan Keselamatan Pelayaran
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan Kapal Patroli dalam melakukan pengawasan keselamatan  pelayaran  di  laut  dalam  wilayah  kerja  Kantor  KSOP  Kelas...
Akibat Hukum Terhadap Pencoretan Nama Kapal pada Daftar Kapal di Indonesia
Akibat Hukum Terhadap Pencoretan Nama Kapal pada Daftar Kapal di Indonesia
Indonesisa merupakan negara maritim sehingga transportasi laut mempunyai peranan yang penting dalam menghubungkan kepulauan nusantara dan menggerakkan perekonomian. Kapal sebagai s...

Back to Top