Javascript must be enabled to continue!
BEBERAPA ASPEK BIOLOGI DAN PRODUKSI HIU PAHITAN (Alopias superciliosus) DI PERAIRAN SELATAN JAWA TENGAH
View through CrossRef
ABSTRAK Hiu pahitan (Alopias superciliosus) merupakan salah satu spesies hiu yang terdapat di perairan selatan Jawa Tengah. Di Indonesia umumnya hewan ini sering tertangkap dengan alat tangkap rawai (longline). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur ukuran, Lc50%, hubungan panjang berat, faktor kondisi, nisbah kelamin dan perkembangan produksi A. superciliosus di perairan selatan Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan pengambilan sampel menggunakan metode simple sensus sampling yaitu pengambilan sample secara keseluruhan. Data yang digunakan adalah data panjang cagak, berat dan panjang klasper A. superciliosus. Dari hasil penelitian, diperoleh sampel A. superciliosus sebanyak 431 individu, terdiri dari 154 jantan dan 277 betina. Ukuran A. superciliosus yang didapatkan berkisar dari 92 – 211 cm. Meskipun hampir semua ukuran kelas diwakili pada kedua jenis kelamin (jantan dan betina), selang ukuran panjang 150 – 159 cm adalah kelas dengan jumlah tangkapan tertinggi, dan hasil tangkapan terendah pada ukuran kelas terkecil dan ukuran kelas terbesar. Ukuran rata-rata tertangkap (L50%) A. superciliosus jantan adalah 154 cm dan betina adalah 147 cm. Hubungan panjang berat A. superciliosus diperoleh persamaan W = 0,000004FL3,239. Hal tersebut menunjukkan bahwa sifat pertumbuhan dari A. superciliosus adalah allometrik positif yang berarti pertumbuhan berat lebih cepat dari pertumbuhan panjangnya. Nilai faktor kondisi A. superciliosus diperoleh sebesar 1,066 yang berarti A. superciliosus memiliki badan yang kurang pipih. Nisbah kelamin antara jantan dan betina tidak seimbang yaitu 1 : 1,8. Perkembangan produksi A. superciliosus berdasarkan data sekunder selama enam tahun terakhir berfluktuatif. Puncak hasil tangkapan mengalami pergeseran, ada kecenderungan puncak hasil tangkapan terjadi pada bulan April – September. Kata kunci : Hiu pahitan; aspek biologi; produksi; Jawa Tengah ABSTRACT Bigeye Thresher Shark (Alopias superciliosus) are one of the species of shark found in the southern sea of Central Java. In Indonesia many of these animals are often caught by longline fishing gear. This study aims to determine the size of the structure, Lc50%, weight-length relationship, condition factor, sex ratio and development of production A. superciliosus in southern sea of Central Java. This study used a descriptive method and sampling using simple methods census sampling is the taking of the sample as a whole. The data used is data forked length, weight and clasper length of A. superciliosus. From the research results, obtained samples of A. superciliosus as many as 431 people, consisting of 154 males and 277 females. The size of A. superciliosus obtained ranged from 92 – 211 cm. Although virtually all size classes represented in both sexes (males and females), in the range of sizes 150 – 159 cm is the class with the highest number of catches, with very few specimens in the smallest and largest size classes. The average size caught (Lc50%) A. superciliosus male is 154 cm and female is 147 cm. A. superciliosus length relationship weight equation W = 0,000004FL3,239. It shows that the growth properties of A. superciliosus is a significant positive allometric weight growth faster than the growth in length. A. superciliosus condition factor value obtained for 1,066 which means A. superciliosus have a less flat body. Sex ratio between males and females are not balanced at 1 : 1.8. Developments A. superciliosus based secondary data for the last six years had been fluctuating. The highlight of the catch-shifted, there is a tendency to peak catches occurred in April – September. Keywords : Bigeye Thresher Shark; biological aspect; production; Central Java
Institute of Research and Community Services Diponegoro University (LPPM UNDIP)
Title: BEBERAPA ASPEK BIOLOGI DAN PRODUKSI HIU PAHITAN (Alopias superciliosus) DI PERAIRAN SELATAN JAWA TENGAH
Description:
ABSTRAK Hiu pahitan (Alopias superciliosus) merupakan salah satu spesies hiu yang terdapat di perairan selatan Jawa Tengah.
Di Indonesia umumnya hewan ini sering tertangkap dengan alat tangkap rawai (longline).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur ukuran, Lc50%, hubungan panjang berat, faktor kondisi, nisbah kelamin dan perkembangan produksi A.
superciliosus di perairan selatan Jawa Tengah.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan pengambilan sampel menggunakan metode simple sensus sampling yaitu pengambilan sample secara keseluruhan.
Data yang digunakan adalah data panjang cagak, berat dan panjang klasper A.
superciliosus.
Dari hasil penelitian, diperoleh sampel A.
superciliosus sebanyak 431 individu, terdiri dari 154 jantan dan 277 betina.
Ukuran A.
superciliosus yang didapatkan berkisar dari 92 – 211 cm.
Meskipun hampir semua ukuran kelas diwakili pada kedua jenis kelamin (jantan dan betina), selang ukuran panjang 150 – 159 cm adalah kelas dengan jumlah tangkapan tertinggi, dan hasil tangkapan terendah pada ukuran kelas terkecil dan ukuran kelas terbesar.
Ukuran rata-rata tertangkap (L50%) A.
superciliosus jantan adalah 154 cm dan betina adalah 147 cm.
Hubungan panjang berat A.
superciliosus diperoleh persamaan W = 0,000004FL3,239.
Hal tersebut menunjukkan bahwa sifat pertumbuhan dari A.
superciliosus adalah allometrik positif yang berarti pertumbuhan berat lebih cepat dari pertumbuhan panjangnya.
Nilai faktor kondisi A.
superciliosus diperoleh sebesar 1,066 yang berarti A.
superciliosus memiliki badan yang kurang pipih.
Nisbah kelamin antara jantan dan betina tidak seimbang yaitu 1 : 1,8.
Perkembangan produksi A.
superciliosus berdasarkan data sekunder selama enam tahun terakhir berfluktuatif.
Puncak hasil tangkapan mengalami pergeseran, ada kecenderungan puncak hasil tangkapan terjadi pada bulan April – September.
Kata kunci : Hiu pahitan; aspek biologi; produksi; Jawa Tengah ABSTRACT Bigeye Thresher Shark (Alopias superciliosus) are one of the species of shark found in the southern sea of Central Java.
In Indonesia many of these animals are often caught by longline fishing gear.
This study aims to determine the size of the structure, Lc50%, weight-length relationship, condition factor, sex ratio and development of production A.
superciliosus in southern sea of Central Java.
This study used a descriptive method and sampling using simple methods census sampling is the taking of the sample as a whole.
The data used is data forked length, weight and clasper length of A.
superciliosus.
From the research results, obtained samples of A.
superciliosus as many as 431 people, consisting of 154 males and 277 females.
The size of A.
superciliosus obtained ranged from 92 – 211 cm.
Although virtually all size classes represented in both sexes (males and females), in the range of sizes 150 – 159 cm is the class with the highest number of catches, with very few specimens in the smallest and largest size classes.
The average size caught (Lc50%) A.
superciliosus male is 154 cm and female is 147 cm.
A.
superciliosus length relationship weight equation W = 0,000004FL3,239.
It shows that the growth properties of A.
superciliosus is a significant positive allometric weight growth faster than the growth in length.
A.
superciliosus condition factor value obtained for 1,066 which means A.
superciliosus have a less flat body.
Sex ratio between males and females are not balanced at 1 : 1.
8.
Developments A.
superciliosus based secondary data for the last six years had been fluctuating.
The highlight of the catch-shifted, there is a tendency to peak catches occurred in April – September.
Keywords : Bigeye Thresher Shark; biological aspect; production; Central Java.
Related Results
KOMPOSISI JENIS HIU DAN DISTRIBUSI TITIK PENANGKAPANNYA DI PERAIRAN PESISIR CILACAP, JAWA TENGAH
KOMPOSISI JENIS HIU DAN DISTRIBUSI TITIK PENANGKAPANNYA DI PERAIRAN PESISIR CILACAP, JAWA TENGAH
ABSTRAK Ikan hiu merupakan predator tertinggi serta merupakan penjaga dan pembersih pada rantai makanan.Indonesia merupakan salah satu negara yang melakukan penangkapan hiu terbesa...
Implementasi CITES Oleh Indonesia Dalam Perdagangan Hiu Martil dan Hiu Sutra
Implementasi CITES Oleh Indonesia Dalam Perdagangan Hiu Martil dan Hiu Sutra
Analisis mengenai berbagai hambatan yang dialami oleh Indonesia pada saat mengimplementasikan aturan Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna...
Metode Isolasi Squalen: Dari Minyak Hati Ikan Hiu
Metode Isolasi Squalen: Dari Minyak Hati Ikan Hiu
Squalen adalah senyawa kandungan utama minyak hati ikan hiu. Squalen memiliki banyak manfaat bagi manusia, dan digunakan secara luas untuk berbagai keperluan. Squalen bermanfaat un...
Sosialisasi Jenis Ikan Hiu Pari Yang Dilindungi Dan Eduksi Penanganan Hiu Pari Yang Tertangkap Di TPI Manggar Kota Balipapan
Sosialisasi Jenis Ikan Hiu Pari Yang Dilindungi Dan Eduksi Penanganan Hiu Pari Yang Tertangkap Di TPI Manggar Kota Balipapan
Hiu dan pari di Indonesia menghadapi ancaman serius akibat penangkapan dan perdagangan yang berlangsung secara massif, salah satu penyebab keterancaman hiu pari karena ketidak tahu...
Kajian Kelayakan Ekonomi Usaha Pertanian Perkotaan di Kota Makassar
Kajian Kelayakan Ekonomi Usaha Pertanian Perkotaan di Kota Makassar
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana kelayakan ekonomi usaha pertanian perkotaan dari segi aspek-aspek ekonomi yakni aspek produksi, aspek pasar dan pemasaran ...
Sengketa Wilayah Maritim di Laut Tiongkok Selatan
Sengketa Wilayah Maritim di Laut Tiongkok Selatan
Sengketa Laut Tiongkok Selatan merupakan sengketa terpanas di abad ke-21, dimana Tiongkok, Amerika Serikat dan sebagian besar anggota ASEAN terlibat secara tak langsung. Adapun 3 (...
Identifikasi sirip ikan hiu yang didapat dari pengumpul di Minahasa Tenggara menggunakan DNA Barcode
Identifikasi sirip ikan hiu yang didapat dari pengumpul di Minahasa Tenggara menggunakan DNA Barcode
Populasi ikan hiu global menunjukkan penurunan yang signifikan karena; penangkapan yang masif dan tak terkontrol, karakter biologi reproduksi yang lambat serta fekunditas yang rend...
Pengaruh Pengelolaan Hutan Produksi terhadap Keragaman Jenis Plasma Nutfah Perairan
Pengaruh Pengelolaan Hutan Produksi terhadap Keragaman Jenis Plasma Nutfah Perairan
<p>Management of forest production by application of Reduced Impact Logging (RIL) created crown opening by 13.3%, which was smaller compared with Conventional Logging (CNV) t...


