Search engine for discovering works of Art, research articles, and books related to Art and Culture
ShareThis
Javascript must be enabled to continue!

ANALISIS STILISTIKA SENO GUMIRA AJIDARMA DALAM CERPEN REMBULAN DALAM CAPUCINO: KAJIAN POSTMODERNISME JEAN FRANCOIS LYOTARD [Seno Gumira Ajidarma’s Literary Stylistics in “A Short Story Rembulan dalam Capucino”: A Study of Jean Francois Lyotard Postmodern

View through CrossRef
The research analyzes literary stylistics of Seno Gumira Ajidarma’s short story, "Rembulan dalam Capucino ",by taking advantages of Lyotard’s postmodernismperspectives. By applying andescriptive method, the writer found postmodern storytelling stylistics involving at least seven postmodern styles, namely  fragmentation, sublim language play, pastiche, parody, kitsch, camp, and schizophrenia. Fragmentation wasfound in the style of merging separate fragments of rembulan and creating its new meanings.Sublime language play was seen on SGA trials to change something impossible to be possible. Pastiche style was seen in the quotation of Pablo Neruda's poem which expressed it took a glance to love someone and it took a very long time to forget someone. Parodic style was seen inthe exchange of “moon” for “soto Betawi” in Italian restaurant. Camp appeared in the elimination of characters’ names as in common short stories. Schizophrenia arose at SGA's story about a“moon”(rembulan) that could serve as a sign or symbol of shifted meaning between the marker and the mark. When the established meaning of the “moon”(rembulan) referred to the 'celestial bodies which surround the earth, shine at night by the reflection of the sun' and 'night beauty', SGA shifted its meaning as a burden of forgetting someone.Penelitian ini menganalisis stilistika sastra Seno Gumira Ajidarma (SGA) dalam cerita pendek “Rembulan dalam Capucino” dari sudut pandang postmodern Lyotard. Dengan menggunakan metode deskriptif, penulis menemukan kepostmodernan gaya SGA yang melibatkan sekurang-kurangnya tujuh gaya postmodernisme, yakni fragmentasi, permainan bahasa yang sublim, pastiche, parodi, kitsch, camp, dan skizofrenia. Gaya fragmentasi terlihat pada gaya penggabungan sejumlah fragmen terpisah tentang rembulan sehingga menciptakan makna baru. Permainan bahasa yang sublim tampak pada permainan SGA mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Gaya pastiche terlihat pada pengutipan puisi Pablo Neruda yang menceritakan singkatnya mencintai seseorang dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melupakan seseorang. Gaya parodi terlihat pada penukaran rembulan dengan soto Betawi di restoran Italia. Gaya kitsch, Gaya camp muncul pada peniadaan nama-nama tokoh selayaknya cerpen kebanyakan. Gaya skizofrenia muncul pada pengisahan SGA mengenai rembulan yang dapat dijadikansebagai tanda atau simbol makna yangbergeser antara penanda danpetandanya. Ketika makna rembulan yang telah mapan mengacu pada ‘benda langit yg mengitari bumi, bersinar pada malam hari karena pantulan sinar matahari’ dan ‘kecantikan malam’, SGA menggeser maknanya sebagai sebuah beban melupakan seseorang.
Balai Bahasa Provinsi Maluku
Title: ANALISIS STILISTIKA SENO GUMIRA AJIDARMA DALAM CERPEN REMBULAN DALAM CAPUCINO: KAJIAN POSTMODERNISME JEAN FRANCOIS LYOTARD [Seno Gumira Ajidarma’s Literary Stylistics in “A Short Story Rembulan dalam Capucino”: A Study of Jean Francois Lyotard Postmodern
Description:
The research analyzes literary stylistics of Seno Gumira Ajidarma’s short story, "Rembulan dalam Capucino ",by taking advantages of Lyotard’s postmodernismperspectives.
By applying andescriptive method, the writer found postmodern storytelling stylistics involving at least seven postmodern styles, namely  fragmentation, sublim language play, pastiche, parody, kitsch, camp, and schizophrenia.
Fragmentation wasfound in the style of merging separate fragments of rembulan and creating its new meanings.
Sublime language play was seen on SGA trials to change something impossible to be possible.
Pastiche style was seen in the quotation of Pablo Neruda's poem which expressed it took a glance to love someone and it took a very long time to forget someone.
Parodic style was seen inthe exchange of “moon” for “soto Betawi” in Italian restaurant.
Camp appeared in the elimination of characters’ names as in common short stories.
Schizophrenia arose at SGA's story about a“moon”(rembulan) that could serve as a sign or symbol of shifted meaning between the marker and the mark.
When the established meaning of the “moon”(rembulan) referred to the 'celestial bodies which surround the earth, shine at night by the reflection of the sun' and 'night beauty', SGA shifted its meaning as a burden of forgetting someone.
Penelitian ini menganalisis stilistika sastra Seno Gumira Ajidarma (SGA) dalam cerita pendek “Rembulan dalam Capucino” dari sudut pandang postmodern Lyotard.
Dengan menggunakan metode deskriptif, penulis menemukan kepostmodernan gaya SGA yang melibatkan sekurang-kurangnya tujuh gaya postmodernisme, yakni fragmentasi, permainan bahasa yang sublim, pastiche, parodi, kitsch, camp, dan skizofrenia.
Gaya fragmentasi terlihat pada gaya penggabungan sejumlah fragmen terpisah tentang rembulan sehingga menciptakan makna baru.
Permainan bahasa yang sublim tampak pada permainan SGA mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Gaya pastiche terlihat pada pengutipan puisi Pablo Neruda yang menceritakan singkatnya mencintai seseorang dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melupakan seseorang.
Gaya parodi terlihat pada penukaran rembulan dengan soto Betawi di restoran Italia.
Gaya kitsch, Gaya camp muncul pada peniadaan nama-nama tokoh selayaknya cerpen kebanyakan.
Gaya skizofrenia muncul pada pengisahan SGA mengenai rembulan yang dapat dijadikansebagai tanda atau simbol makna yangbergeser antara penanda danpetandanya.
Ketika makna rembulan yang telah mapan mengacu pada ‘benda langit yg mengitari bumi, bersinar pada malam hari karena pantulan sinar matahari’ dan ‘kecantikan malam’, SGA menggeser maknanya sebagai sebuah beban melupakan seseorang.

Related Results

Perspektif Gender dalam Kumpulan Cerpen Karya Djenar Maesa Ayu
Perspektif Gender dalam Kumpulan Cerpen Karya Djenar Maesa Ayu
Gender merupakan piranti yang lebih dikonstruksikan secara sosial daripada biologis. Seseorang bisa menjadi kurang atau lebih ‘feminim’ dan kurang atau lebih ‘maskulin’. Seorang la...
Analisis Sastra Siber pada Cerpen Berjudul Sepotong Senja untuk Pacarku dengan Pendekatan Struktural
Analisis Sastra Siber pada Cerpen Berjudul Sepotong Senja untuk Pacarku dengan Pendekatan Struktural
The development of digital technology has given birth to a new form of presentation of literary works, one of which is cyber literature. The short story “Sepotong Senja untuk Pacar...
PENDIDIKAN IPS ERA POSTMODERNISME
PENDIDIKAN IPS ERA POSTMODERNISME
Postmodernisme adalah sebuah cara pandang baru terhadap IPTEK dan sosial budaya saat ini. Ciri utama postmodernisme adalah ketidakpastian. Manusia masa kini berada pada kondisi yan...
Lirik Lagu “Hanya Rindu”: Analisis Stilistika Dan Pemaknaannya
Lirik Lagu “Hanya Rindu”: Analisis Stilistika Dan Pemaknaannya
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) mengkaji makna yang terdapat pada lirik lagu “Hanya Rindu” pada album anmesh kamaleng (2) penggunaan stilistika yang terkandung ...
KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DALAM CERPEN PEMBELAAN BAH BELA KARYA MOH. WAN ANWAR
KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DALAM CERPEN PEMBELAAN BAH BELA KARYA MOH. WAN ANWAR
Abstrak Kohesi Gramatikal Pengacuan dalam Cerpen Pembelaan Bah Bela karya Moh. Anwar. Dipandang sebagai proses komunikasi antara penyapa dan pesapa dalam peristiwa komonukasi secar...
Aspek Kepribadian Tokoh Utama dalam Kumpulan Cerpen Jurig Paséa jeung Nyi Karsih Karya Tini Kartini
Aspek Kepribadian Tokoh Utama dalam Kumpulan Cerpen Jurig Paséa jeung Nyi Karsih Karya Tini Kartini
The background of the research is the personality conflict of the main characters in the short story collection Jurig Paséa jeung Nyi Karsih. The theory used in this study is Todor...
Postmodernisme Dalam Perspektif Islam
Postmodernisme Dalam Perspektif Islam
Postmodernisme merupakan arus pemikiran yang muncul sebagai respons terhadap modernisme, menekankan pluralitas, relativitas kebenaran, serta kritik terhadap narasi besar yang diang...

Back to Top