Javascript must be enabled to continue!
Kajian Etnobotani Tumbuhan Dalam Upacara Kehamilan (Posipo) Hingga Masa Anak-Anak (Dole-Dole) Pada Masyarakat Wolio Kota Bau-Bau
View through CrossRef
Tujuan dari penelitia ini adalah untuk mengetahui (1) jenis-jenis tumbuhan apa saja yang digunakan dalam upacara kehamilan (posipo) hingga upacara masa anak-anak (dole-dole), (2) organ apa saja yang dimanfaatkan dalam upacara kehamilan (posipo) hingga upacara masa anak-anak (dole-dole), (3) pemanfaatan tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat kehamilan (posipo) hingga upacara masa anak-anak (dole-dole) oleh Masyarakat Wolio Kota Bau-Bau. Metode penelitian survey eksploratif dengan menggunakan teknik wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan mendeskripsikan ciri-ciri morfologi, organ yang dimanfaatkan serta mengidentifikasi dengan mengacu buku identifikasi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat 24 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan dalam upacara adat kehamilan (posipo), kelahiran (aqiqah) dan masa anak-anak (dole-dole). Jumlah tumbuhan terdiri dari 2 kelas, 12 ordo dan 13 famili. Kelas Dicotyledoneae sebanyak 8 jenis sedangkan Monocotyledoneae sebanyak 16 jenis. Berdasarkan hasil eksplorasi, keseluruhan tumbuhan yang ditemukan berasal dari pekarangan, perkebunan dan hutan. Famili terbanyak Arecaceae dan Liliaceae masing-masing 5 jenis dan Poaceae 3 jenis. Organ yang dimanfaatkan dalam upacara kehamilan (posipo) hingga masa anak-anak (dole-dole) adalah akar, rimpang, umbi, batang, daun, bunga, buah dan biji. Cara pemanfaatan tumbuhan dalam upacara beraneka ragam setiap prosesi, tata cara serta fungsi dan makna yang berbeda. Kata Kunci : Etnobotani, Upacara Adat, Masyarakat Wolio This study investigated a natural acid-base indicator which is extracted from plants in Kupang city. There are 14 plants that potential as a source of natural indicator for acid base titration, i.e, Kol Ungu (Brassica oleracea Capitata Group), Turi Merah flower (Sesbania grandiflora L. Pers), Belimbing Wuluh flower (Averhoa bilimbi L), Kaktus Merah fruit (Opuntia vulgaris Mill), Ruelia flower (Ruellia simplex), Flamboyan flower (Delonix regia), bugenvil flower (Bougainvillea spectabilis Willd.), Bayam Merah leaves (Amaranthus tricolor L.) Jamblang fruit (Syzygium cumini L.), Murbey fruit (Morus alba L.), Pinang fruit (Areca catechu L.), Sirih fruit (Piper betle L.), Kunyit (Curcuma longa Linn), and Nanas Kerang leaves (Rhoeo discolor). Plants extract shows a sharp color change in acid and base solution. Promising results as a natural indicator also shown in acid base titration which is have similar equivalent point to synthetic indicator. We can use these natural indicators as an alternative to synthetic indicator because they are found to be simple, very useful, cheap, easy to extract, accurate, and eco-friendly. Keywords: plant, natural indicator, acid-base.
Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar
Title: Kajian Etnobotani Tumbuhan Dalam Upacara Kehamilan (Posipo) Hingga Masa Anak-Anak (Dole-Dole) Pada Masyarakat Wolio Kota Bau-Bau
Description:
Tujuan dari penelitia ini adalah untuk mengetahui (1) jenis-jenis tumbuhan apa saja yang digunakan dalam upacara kehamilan (posipo) hingga upacara masa anak-anak (dole-dole), (2) organ apa saja yang dimanfaatkan dalam upacara kehamilan (posipo) hingga upacara masa anak-anak (dole-dole), (3) pemanfaatan tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat kehamilan (posipo) hingga upacara masa anak-anak (dole-dole) oleh Masyarakat Wolio Kota Bau-Bau.
Metode penelitian survey eksploratif dengan menggunakan teknik wawancara.
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan mendeskripsikan ciri-ciri morfologi, organ yang dimanfaatkan serta mengidentifikasi dengan mengacu buku identifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat 24 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan dalam upacara adat kehamilan (posipo), kelahiran (aqiqah) dan masa anak-anak (dole-dole).
Jumlah tumbuhan terdiri dari 2 kelas, 12 ordo dan 13 famili.
Kelas Dicotyledoneae sebanyak 8 jenis sedangkan Monocotyledoneae sebanyak 16 jenis.
Berdasarkan hasil eksplorasi, keseluruhan tumbuhan yang ditemukan berasal dari pekarangan, perkebunan dan hutan.
Famili terbanyak Arecaceae dan Liliaceae masing-masing 5 jenis dan Poaceae 3 jenis.
Organ yang dimanfaatkan dalam upacara kehamilan (posipo) hingga masa anak-anak (dole-dole) adalah akar, rimpang, umbi, batang, daun, bunga, buah dan biji.
Cara pemanfaatan tumbuhan dalam upacara beraneka ragam setiap prosesi, tata cara serta fungsi dan makna yang berbeda.
Kata Kunci : Etnobotani, Upacara Adat, Masyarakat Wolio This study investigated a natural acid-base indicator which is extracted from plants in Kupang city.
There are 14 plants that potential as a source of natural indicator for acid base titration, i.
e, Kol Ungu (Brassica oleracea Capitata Group), Turi Merah flower (Sesbania grandiflora L.
Pers), Belimbing Wuluh flower (Averhoa bilimbi L), Kaktus Merah fruit (Opuntia vulgaris Mill), Ruelia flower (Ruellia simplex), Flamboyan flower (Delonix regia), bugenvil flower (Bougainvillea spectabilis Willd.
), Bayam Merah leaves (Amaranthus tricolor L.
) Jamblang fruit (Syzygium cumini L.
), Murbey fruit (Morus alba L.
), Pinang fruit (Areca catechu L.
), Sirih fruit (Piper betle L.
), Kunyit (Curcuma longa Linn), and Nanas Kerang leaves (Rhoeo discolor).
Plants extract shows a sharp color change in acid and base solution.
Promising results as a natural indicator also shown in acid base titration which is have similar equivalent point to synthetic indicator.
We can use these natural indicators as an alternative to synthetic indicator because they are found to be simple, very useful, cheap, easy to extract, accurate, and eco-friendly.
Keywords: plant, natural indicator, acid-base.
.
Related Results
DEMENSI BUDAYA LOKAL DALAM TRADISI HAUL DAN MAULIDAN BAGI KOMUNITAS SEKARBELA MATARAM
DEMENSI BUDAYA LOKAL DALAM TRADISI HAUL DAN MAULIDAN BAGI KOMUNITAS SEKARBELA MATARAM
<p>Penelitian ini dilakukan di Kotamadya<br />Mataram Nusa Tenggara Barat. Sasaran<br />penelitian adalah suatu masyarakat lokal yang<br />menamakan dirinya...
KAJIAN ETNOSAINS TRADISI DOLE-DOLE MASYARAKAT BUTON SEBAGAI SUMBER BELAJAR BERBASIS KEARIFAN LOKAL
KAJIAN ETNOSAINS TRADISI DOLE-DOLE MASYARAKAT BUTON SEBAGAI SUMBER BELAJAR BERBASIS KEARIFAN LOKAL
The dole-dole tradition is a form of local wisdom of the Buton people that has been passed down from generation to generation and is full of cultural, spiritual and health values. ...
PENDAMPINGAN IBU HAMIL TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS TRUCUK KLATEN
PENDAMPINGAN IBU HAMIL TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS TRUCUK KLATEN
Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari pembuahan atau bertemunya sel telur dengan sperma sampai dengan lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal yaitu 40 minggu. Kehamilan ini d...
TRADISI TEDAK SITI PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA HINDU
TRADISI TEDAK SITI PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA HINDU
Indonesia mempunyai keanekaragaman tradisi dan budaya warisan leluhur yang masih diteruskan dari generasi ke generasi hingga kini. Upacara peringatan daur hidup seseorang, sejak se...
Pengantar Penelitian Etnobotani
Pengantar Penelitian Etnobotani
Etnobotani adalah disiplin ilmu yang memadukan antropologi dan botani. Dengan sendirinya, hal ikhwal di kedua disiplin ilmu tersebut, mulai dari falsafah, terminologi hingga metode...
Keanekaragaman Tumbuhan Berguna di Kawasan Hutan Bodogol, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Keanekaragaman Tumbuhan Berguna di Kawasan Hutan Bodogol, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Kemajuan teknologi di bidang farmakologi tidak hanya menguatkan dominasi obat modern yang berbasis bahan kimia anorganik, back to nature dengan pengobatan herbal selama dua dekade ...
PENGGUNAAN PALAKIWA DALAM UPACARA NGABEN DI DESA ADAT KULUB KECAMATAN TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR
PENGGUNAAN PALAKIWA DALAM UPACARA NGABEN DI DESA ADAT KULUB KECAMATAN TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR
Dalam mewujudkan rasa bhakti memuja kebesaran Tuhan, masyarakat di Desa Adat Kulub Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, melakukan upacara pitra yadnya yang dimana di dalam...
PARTISIPASI MASYARAKAT SEBAGAI MODAL UTAMA DALAM PERUBAHAN PERILAKU DI LINGKUNGAN RW LAYAK ANAK
PARTISIPASI MASYARAKAT SEBAGAI MODAL UTAMA DALAM PERUBAHAN PERILAKU DI LINGKUNGAN RW LAYAK ANAK
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam rangka penelitian untuk penulisan disertasi mengenai penyelenggaraan kebijakan Kota Layak Anak (KLA) di Kota Depok, Jawa Barat. P...


