Javascript must be enabled to continue!
Transformasi Bentuk Simbolik Arsitektur Candi Prambanan
View through CrossRef
Fenomena Arsitektur Candi Prambanan adalah unik karena memenuhi kriterium dimensi makna transendental sejak awal mula pembangunannya, masa kehidupan, masa kegelapan, penemuan kembali, pembangunan dan rekonstruksi, dan kini sebagai tempat upacara keaagaman, pariwisata dan obyek penelitian telah mengalami apa yang dapat dikatakan sebagai Transformasi Bentuk Simbolik, sementara makna eksistensial Arsitektur Candi Prambanan telah mengatasi waktu maupun kesejarahannya tetap hadir sampai saat ini dan terbuka untuk interpretasi baru. Penemuan kembali Candi Prambanan berikut upaya rekonstruksi Bentuk-Simbolik arsitekturnya merupakan indikasi pemaknaan kembali dimensi instrumental, dimensi formal maupun dimensi transendental dari bentuk arsitekturnya. Dari penelitian aspek perseptual Bentuk-Simbolik dalam Arsitektur dengan pendekatan komunikasi grafis maupun sinematografis diharapkan dapat diamati kecenderungan pemaknaan oleh pengamat - dalam hal ini para mahasiswa arsitektur yang dengan pengetahuan dan kemampuan mereka akan menghubungkan Bentuk Simbolik arsitektural dengan pemaknaan tertentu (yang dianalisis melalui metode content analysis). Dari sini akan dapat dilihat apakah Bentuk-Simbolik arsitektural berdimensi transendental dapat dikomunikasikan dan dianalisis secara mendalam dengan mengandaikan pendekatan disiplin ilmu komunikasi.Dari hasil penelitian aspek perseptual, secara stimulus ikonis dan wawancara tahap pertama terlihat kecenderungan pengamat menjawab pertanyaan dalam dimensi formal yang dikaitkan dengan agama Hindu, maka peneliti mengarahkan wawancara tahap kedua dengan persepsi bentuk yang menunjuk pada ke-khasan atau keunikan, pengaruh secara perseptual seperti: keagungan, kemegahan, dan misteri. Ketika peneliti memberikan tekanan pada persepsi bentuk dengan seketika pula responden menjawab bawa bentuk Meru dan Mandala yang memenuhi kriteria tersebut di atas. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan mahasiswa arsitektur sebagai responden cenderung pada dimensi formal sehingga mempengaruhi pemaknaan bentuk yang mereka lakukan. Dari sini dapat dilihat bahwa bentuk-simbolik berdimensi transendental harus dilihat secara mendalam dengan mengandaikan pengetahuan yang lebih tinggi pada level kesadaran yang melingkupinya. Dalam kaitan tersebut, penelitian deskriptif yang melihat berbagai pandangan dan mengkonstruksikan pemikiran baru akan lebih membantu mencapai pemahaman dalam dimensi transendental, termasuk untuk memahami bentuk-bentuk simbolik yang berdimensi transenden.Fenomena Arsitektur Candi Prambanan adalah unik karena memenuhi kriterium dimensi makna transendental sejak awal mula pembangunannya, masa kehidupan, masa kegelapan, penemuan kembali, pembangunan dan rekonstruksi, dan kini sebagai tempat upacara keaagaman, pariwisata dan obyek penelitian telah mengalami apa yang dapat dikatakan sebagai Transformasi Bentuk Simbolik, sementara makna eksistensial Arsitektur Candi Prambanan telah mengatasi waktu maupun kesejarahannya tetap hadir sampai saat ini dan terbuka untuk interpretasi baru. Penemuan kembali Candi Prambanan berikut upaya rekonstruksi Bentuk-Simbolik arsitekturnya merupakan indikasi pemaknaan kembali dimensi instrumental, dimensi formal maupun dimensi transendental dari bentuk arsitekturnya. Dari penelitian aspek perseptual Bentuk-Simbolik dalam Arsitektur dengan pendekatan komunikasi grafis maupun sinematografis diharapkan dapat diamati kecenderungan pemaknaan oleh pengamat - dalam hal ini para mahasiswa arsitektur yang dengan pengetahuan dan kemampuan mereka akan menghubungkan Bentuk Simbolik arsitektural dengan pemaknaan tertentu (yang dianalisis melalui metode content analysis). Dari sini akan dapat dilihat apakah Bentuk-Simbolik arsitektural berdimensi transendental dapat dikomunikasikan dan dianalisis secara mendalam dengan mengandaikan pendekatan disiplin ilmu komunikasi.Dari hasil penelitian aspek perseptual, secara stimulus ikonis dan wawancara tahap pertama terlihat kecenderungan pengamat menjawab pertanyaan dalam dimensi formal yang dikaitkan dengan agama Hindu, maka peneliti mengarahkan wawancara tahap kedua dengan persepsi bentuk yang menunjuk pada ke-khasan atau keunikan, pengaruh secara perseptual seperti: keagungan, kemegahan, dan misteri. Ketika peneliti memberikan tekanan pada persepsi bentuk dengan seketika pula responden menjawab bawa bentuk Meru dan Mandala yang memenuhi kriteria tersebut di atas. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan mahasiswa arsitektur sebagai responden cenderung pada dimensi formal sehingga mempengaruhi pemaknaan bentuk yang mereka lakukan. Dari sini dapat dilihat bahwa bentuk-simbolik berdimensi transendental harus dilihat secara mendalam dengan mengandaikan pengetahuan yang lebih tinggi pada level kesadaran yang melingkupinya. Dalam kaitan tersebut, penelitian deskriptif yang melihat berbagai pandangan dan mengkonstruksikan pemikiran baru akan lebih membantu mencapai pemahaman dalam dimensi transendental, termasuk untuk memahami bentuk-bentuk simbolik yang berdimensi transenden.
Title: Transformasi Bentuk Simbolik Arsitektur Candi Prambanan
Description:
Fenomena Arsitektur Candi Prambanan adalah unik karena memenuhi kriterium dimensi makna transendental sejak awal mula pembangunannya, masa kehidupan, masa kegelapan, penemuan kembali, pembangunan dan rekonstruksi, dan kini sebagai tempat upacara keaagaman, pariwisata dan obyek penelitian telah mengalami apa yang dapat dikatakan sebagai Transformasi Bentuk Simbolik, sementara makna eksistensial Arsitektur Candi Prambanan telah mengatasi waktu maupun kesejarahannya tetap hadir sampai saat ini dan terbuka untuk interpretasi baru.
Penemuan kembali Candi Prambanan berikut upaya rekonstruksi Bentuk-Simbolik arsitekturnya merupakan indikasi pemaknaan kembali dimensi instrumental, dimensi formal maupun dimensi transendental dari bentuk arsitekturnya.
Dari penelitian aspek perseptual Bentuk-Simbolik dalam Arsitektur dengan pendekatan komunikasi grafis maupun sinematografis diharapkan dapat diamati kecenderungan pemaknaan oleh pengamat - dalam hal ini para mahasiswa arsitektur yang dengan pengetahuan dan kemampuan mereka akan menghubungkan Bentuk Simbolik arsitektural dengan pemaknaan tertentu (yang dianalisis melalui metode content analysis).
Dari sini akan dapat dilihat apakah Bentuk-Simbolik arsitektural berdimensi transendental dapat dikomunikasikan dan dianalisis secara mendalam dengan mengandaikan pendekatan disiplin ilmu komunikasi.
Dari hasil penelitian aspek perseptual, secara stimulus ikonis dan wawancara tahap pertama terlihat kecenderungan pengamat menjawab pertanyaan dalam dimensi formal yang dikaitkan dengan agama Hindu, maka peneliti mengarahkan wawancara tahap kedua dengan persepsi bentuk yang menunjuk pada ke-khasan atau keunikan, pengaruh secara perseptual seperti: keagungan, kemegahan, dan misteri.
Ketika peneliti memberikan tekanan pada persepsi bentuk dengan seketika pula responden menjawab bawa bentuk Meru dan Mandala yang memenuhi kriteria tersebut di atas.
Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan mahasiswa arsitektur sebagai responden cenderung pada dimensi formal sehingga mempengaruhi pemaknaan bentuk yang mereka lakukan.
Dari sini dapat dilihat bahwa bentuk-simbolik berdimensi transendental harus dilihat secara mendalam dengan mengandaikan pengetahuan yang lebih tinggi pada level kesadaran yang melingkupinya.
Dalam kaitan tersebut, penelitian deskriptif yang melihat berbagai pandangan dan mengkonstruksikan pemikiran baru akan lebih membantu mencapai pemahaman dalam dimensi transendental, termasuk untuk memahami bentuk-bentuk simbolik yang berdimensi transenden.
Fenomena Arsitektur Candi Prambanan adalah unik karena memenuhi kriterium dimensi makna transendental sejak awal mula pembangunannya, masa kehidupan, masa kegelapan, penemuan kembali, pembangunan dan rekonstruksi, dan kini sebagai tempat upacara keaagaman, pariwisata dan obyek penelitian telah mengalami apa yang dapat dikatakan sebagai Transformasi Bentuk Simbolik, sementara makna eksistensial Arsitektur Candi Prambanan telah mengatasi waktu maupun kesejarahannya tetap hadir sampai saat ini dan terbuka untuk interpretasi baru.
Penemuan kembali Candi Prambanan berikut upaya rekonstruksi Bentuk-Simbolik arsitekturnya merupakan indikasi pemaknaan kembali dimensi instrumental, dimensi formal maupun dimensi transendental dari bentuk arsitekturnya.
Dari penelitian aspek perseptual Bentuk-Simbolik dalam Arsitektur dengan pendekatan komunikasi grafis maupun sinematografis diharapkan dapat diamati kecenderungan pemaknaan oleh pengamat - dalam hal ini para mahasiswa arsitektur yang dengan pengetahuan dan kemampuan mereka akan menghubungkan Bentuk Simbolik arsitektural dengan pemaknaan tertentu (yang dianalisis melalui metode content analysis).
Dari sini akan dapat dilihat apakah Bentuk-Simbolik arsitektural berdimensi transendental dapat dikomunikasikan dan dianalisis secara mendalam dengan mengandaikan pendekatan disiplin ilmu komunikasi.
Dari hasil penelitian aspek perseptual, secara stimulus ikonis dan wawancara tahap pertama terlihat kecenderungan pengamat menjawab pertanyaan dalam dimensi formal yang dikaitkan dengan agama Hindu, maka peneliti mengarahkan wawancara tahap kedua dengan persepsi bentuk yang menunjuk pada ke-khasan atau keunikan, pengaruh secara perseptual seperti: keagungan, kemegahan, dan misteri.
Ketika peneliti memberikan tekanan pada persepsi bentuk dengan seketika pula responden menjawab bawa bentuk Meru dan Mandala yang memenuhi kriteria tersebut di atas.
Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan mahasiswa arsitektur sebagai responden cenderung pada dimensi formal sehingga mempengaruhi pemaknaan bentuk yang mereka lakukan.
Dari sini dapat dilihat bahwa bentuk-simbolik berdimensi transendental harus dilihat secara mendalam dengan mengandaikan pengetahuan yang lebih tinggi pada level kesadaran yang melingkupinya.
Dalam kaitan tersebut, penelitian deskriptif yang melihat berbagai pandangan dan mengkonstruksikan pemikiran baru akan lebih membantu mencapai pemahaman dalam dimensi transendental, termasuk untuk memahami bentuk-bentuk simbolik yang berdimensi transenden.
Related Results
STRATEGI TRANSFORMASI ARSITEKTUR PADA STUDIO AKANOMA DI PADALARANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT
STRATEGI TRANSFORMASI ARSITEKTUR PADA STUDIO AKANOMA DI PADALARANG, KABUPATEN BANDUNG BARAT
Abstrak - Arsitektur Indonesia, seperti halnya arsitektur banyak negara dan kawasan di dunia, akhir-akhir ini mengalami berbagai perubahan karena fenomena globalisasi. Modernisasi ...
CANDI PRAMBANAN: KEJAYAAN, KERUNTUHAN, DAN KEBANGKITANNYA KEMBALI
CANDI PRAMBANAN: KEJAYAAN, KERUNTUHAN, DAN KEBANGKITANNYA KEMBALI
Pada 8 April 2021 Menteri Agama RI memberikan pernyataan bahwa Candi Prambanan perlu disiapkan untuk menjadi pusat ibadah umat Hindu Nusantara maupun dunia. Untuk itu, diperlukan k...
ANALISIS SWOT DALAM PENCANANGAN CANDI PRAMBANAN SEBAGAI PUSAT RITUAL UMAT HINDU
ANALISIS SWOT DALAM PENCANANGAN CANDI PRAMBANAN SEBAGAI PUSAT RITUAL UMAT HINDU
Pencanangan candi Prambanan sebagai tempat ibadah umat Hindu merupakan harapan besar bagi umat Hindu. Dengan terbitnya Surat Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu ...
Stabilitas Struktur Candi Mendut
Stabilitas Struktur Candi Mendut
Kajian Stabilitas Struktur Candi Mendut ini sangat penting guna mengevaluasi kondisi stabilitas struktur bangunan Candi Mendut sehingga kelestariannya akan terjaga. Berbagai kegiat...
FUNGSI DAN NILAI CANDI BOROBUDUR DI ERA GLOBALISASI
FUNGSI DAN NILAI CANDI BOROBUDUR DI ERA GLOBALISASI
Candi Borobudur merupakan bangunan warisan budaya bangsa Indonesia yang memiliki fungsi dan nilai, masyarakat Indonesia sebagai pewaris budaya memiliki tanggung jawab dalam pelesta...
SUBJEKTIVITAS PRAMUDYA ANANTA TOER DALAM NOVEL PERBURUAN KAJIAN PSIKOANALIS HISTORIS SLAVOJ ZIZEK
SUBJEKTIVITAS PRAMUDYA ANANTA TOER DALAM NOVEL PERBURUAN KAJIAN PSIKOANALIS HISTORIS SLAVOJ ZIZEK
Penelitian ini menguraikan subjektivitas Pramoedya Ananta Toer dalam tindakannya menulis novel Perburuan. Tindakan itu bertujuan untuk membangun jarak dan melepaskan diri dari jera...
CANDI BOROBUDUR SEBAGAI FENOMENA SAKRAL PROFAN Agama dan Pariwisata Perspektif Strukturalisme Levi Strauss
CANDI BOROBUDUR SEBAGAI FENOMENA SAKRAL PROFAN Agama dan Pariwisata Perspektif Strukturalisme Levi Strauss
Dualisme fungsi Candi Borobudur sebagai salah satu dampak modernitas. Candi Borobudur sebagai tempat praktik keagamaan sekaligus pariwisata. Hal iniĀ menjadi fenomena sosial budaya...
INTERELASI PERBANDINGANANTARA VISUAL BIMA RELIEF CANDI SUKUHDENGAN FIGUR BIMA WAYANG KULIT GAYA YOGYAKARTATWEEN VISUAL BIMA AT SUKUH TEMPLE RELIEF WITH BIMA FIGURES IN WAYANG KULIT OF YOGYAKARTA STYLEENGAN FIGUR BIMA WAYANG KULIT GAYA YOGYAKARTA
INTERELASI PERBANDINGANANTARA VISUAL BIMA RELIEF CANDI SUKUHDENGAN FIGUR BIMA WAYANG KULIT GAYA YOGYAKARTATWEEN VISUAL BIMA AT SUKUH TEMPLE RELIEF WITH BIMA FIGURES IN WAYANG KULIT OF YOGYAKARTA STYLEENGAN FIGUR BIMA WAYANG KULIT GAYA YOGYAKARTA
Penelitian ini dilatarbelakangi dari asumsi bahwa Bima relief Candi Sukuh dan Bima wayang kulit gaya Yogyakarta memiliki kemiripan perwujudan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ia...


