Search engine for discovering works of Art, research articles, and books related to Art and Culture
ShareThis
Javascript must be enabled to continue!

Penentuan Kandungan Logam Magnetik Komponen Penyusun Abu Layang Batubara

View through CrossRef
Telah dilakukan penelitian penentuan kandungan logam magnetik penyusun abu layang batubara. Abu layang merupakan material berupa serbuk halus yang dihasilkan dari pembakaran batubara dengan kadar sekitar 80-90% dari total abu yang dihasilkan. Komponen utama dari abu layang batubara adalah silika (SiO2), alumina (Al2O3), dan besi oksida (Fe2O3). Sampel abu layang batubara yang digunakan berasal dari PLTU Tanjung Jati Jepara. Komponen magnetik abu layang batubara diperoleh dengan cara memisahkan abu layang menggunakan batang magnet. Proses destruksi pada sampel abu layang dan komponen magnetik menggunakan aqua regia. Metode untuk menentukan besarnya kadar unsur-unsur magnetik yang terkandung dalam abu layang adalah metode spektrofotometri serapan atom (AAS). Hasil penelitian menunjukkan pada sampel abu layang batubara mempunyai kadar logam Fe sebesar 6,17%, logam Al sebesar 3,96%, logam Mn sebesar 1,49% dan logam Cu sebesar 0,0045%. Kadar logam magnetik yang paling dominan pada komponen magnetik abu layang adalah logam Fe sebesar 8,28%, kemudian logam Al sebesar 4,15%, logam Mn sebesar 2,06% dan logam Cu sebesar 0,0027%.Telah dilakukan penelitian penentuan kandungan logam magnetik penyusun abu layang batubara. Abu layang merupakan material berupa serbuk halus yang dihasilkan dari pembakaran batubara dengan kadar sekitar 80-90% dari total abu yang dihasilkan. Komponen utama dari abu layang batubara adalah silika (SiO2), alumina (Al2O3), dan besi oksida (Fe2O3). Sampel abu layang batubara yang digunakan berasal dari PLTU Tanjung Jati Jepara. Komponen magnetik abu layang batubara diperoleh dengan cara memisahkan abu layang menggunakan batang magnet. Proses destruksi pada sampel abu layang dan komponen magnetik menggunakan aqua regia. Metode untuk menentukan besarnya kadar unsur-unsur magnetik yang terkandung dalam abu layang adalah metode spektrofotometri serapan atom (AAS). Hasil penelitian menunjukkan pada sampel abu layang batubara mempunyai kadar logam Fe sebesar 6,17%, logam Al sebesar 3,96%, logam Mn sebesar 1,49% dan logam Cu sebesar 0,0045%. Kadar logam magnetik yang paling dominan pada komponen magnetik abu layang adalah logam Fe sebesar 8,28%, kemudian logam Al sebesar 4,15%, logam Mn sebesar 2,06% dan logam Cu sebesar 0,0027%.
Institute of Research and Community Services Diponegoro University (LPPM UNDIP)
Title: Penentuan Kandungan Logam Magnetik Komponen Penyusun Abu Layang Batubara
Description:
Telah dilakukan penelitian penentuan kandungan logam magnetik penyusun abu layang batubara.
Abu layang merupakan material berupa serbuk halus yang dihasilkan dari pembakaran batubara dengan kadar sekitar 80-90% dari total abu yang dihasilkan.
Komponen utama dari abu layang batubara adalah silika (SiO2), alumina (Al2O3), dan besi oksida (Fe2O3).
Sampel abu layang batubara yang digunakan berasal dari PLTU Tanjung Jati Jepara.
Komponen magnetik abu layang batubara diperoleh dengan cara memisahkan abu layang menggunakan batang magnet.
Proses destruksi pada sampel abu layang dan komponen magnetik menggunakan aqua regia.
Metode untuk menentukan besarnya kadar unsur-unsur magnetik yang terkandung dalam abu layang adalah metode spektrofotometri serapan atom (AAS).
Hasil penelitian menunjukkan pada sampel abu layang batubara mempunyai kadar logam Fe sebesar 6,17%, logam Al sebesar 3,96%, logam Mn sebesar 1,49% dan logam Cu sebesar 0,0045%.
Kadar logam magnetik yang paling dominan pada komponen magnetik abu layang adalah logam Fe sebesar 8,28%, kemudian logam Al sebesar 4,15%, logam Mn sebesar 2,06% dan logam Cu sebesar 0,0027%.
Telah dilakukan penelitian penentuan kandungan logam magnetik penyusun abu layang batubara.
Abu layang merupakan material berupa serbuk halus yang dihasilkan dari pembakaran batubara dengan kadar sekitar 80-90% dari total abu yang dihasilkan.
Komponen utama dari abu layang batubara adalah silika (SiO2), alumina (Al2O3), dan besi oksida (Fe2O3).
Sampel abu layang batubara yang digunakan berasal dari PLTU Tanjung Jati Jepara.
Komponen magnetik abu layang batubara diperoleh dengan cara memisahkan abu layang menggunakan batang magnet.
Proses destruksi pada sampel abu layang dan komponen magnetik menggunakan aqua regia.
Metode untuk menentukan besarnya kadar unsur-unsur magnetik yang terkandung dalam abu layang adalah metode spektrofotometri serapan atom (AAS).
Hasil penelitian menunjukkan pada sampel abu layang batubara mempunyai kadar logam Fe sebesar 6,17%, logam Al sebesar 3,96%, logam Mn sebesar 1,49% dan logam Cu sebesar 0,0045%.
Kadar logam magnetik yang paling dominan pada komponen magnetik abu layang adalah logam Fe sebesar 8,28%, kemudian logam Al sebesar 4,15%, logam Mn sebesar 2,06% dan logam Cu sebesar 0,0027%.

Related Results

PENGARUH NILAI KARAKTERISTIK BATUBARA TERHADAP GROSS CALORIFIC VALUE BATUBARA PT BUKIT ASAM
PENGARUH NILAI KARAKTERISTIK BATUBARA TERHADAP GROSS CALORIFIC VALUE BATUBARA PT BUKIT ASAM
PT Bukit Asam Tbk adalah perusahaan bisnis batubara yang cukup besar di Indonesia. Batubara tergolong sumber energi karena memiliki nilai kalor untuk terjadinya pembakaran. Oleh ka...
Gasifikasi Batubara Bawah Tanah: Teknologi Pemanfaatan Batubara Ramah Lingkungan
Gasifikasi Batubara Bawah Tanah: Teknologi Pemanfaatan Batubara Ramah Lingkungan
Di Indonesia, kebutuhan dan distribusi pemanfaatan batubara sangat bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tersebarnya industri pengguna batubara, pengangkutan dan penyimpanannya.Kadar...
PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA AIR SUNGAI ANDONG OLEH PENAMBANGAN EMAS TRADISIONAL DI JATIROTO, JAWA TENGAH
PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA AIR SUNGAI ANDONG OLEH PENAMBANGAN EMAS TRADISIONAL DI JATIROTO, JAWA TENGAH
Pencemaran logam berat pada lingkungan perairan terutama sungai yang diakibatkan kegiatan pertambangan sudah banyak dijumpai. Penelitian ini berlokasi di Jatiroto, Wonogiri, Jawa T...
Studi komparasi suseptibilitas magnetik tanah pertanian padi di Madiun dan Malang
Studi komparasi suseptibilitas magnetik tanah pertanian padi di Madiun dan Malang
Tujuan studi ini adalah untuk membandingkan suseptibilitas magnetik lahan pertanian padi Madiun dan Malang. Data didapatkan dari pengujian sampel dengan menggunakan Bartington suse...
Edukasi Pemanfaatan Buah Golden Berry Guna Meningkatkan Nilai Ekonomi di Kampung KB Layang-Layang
Edukasi Pemanfaatan Buah Golden Berry Guna Meningkatkan Nilai Ekonomi di Kampung KB Layang-Layang
The location of this service is in Kampung KB Layang-Layang. In this village found natural wealth which is natural resources of the Golden Berry plant. Golden Berry is a wild plant...
        Keberadaan logam Pb (II) dan Cr (VI) sangat berbahaya bagi lingkungan hingga menimbulkan gangguan keseimbangan lingkungan, terutama pada ekosistem perairan. Upaya untuk men...

Back to Top