Search engine for discovering works of Art, research articles, and books related to Art and Culture
ShareThis
Javascript must be enabled to continue!

View through CrossRef
Latar Belakang: Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang bersifat kompleks dan sering kali disertai dengan halusinasi, delusi, serta disfungsi sosial. Meski faktor biologis diakui sebagai bagian dari etiologi, bukti terkini menunjukkan bahwa trauma psikososial memiliki kontribusi yang signifikan terhadap timbulnya skizofrenia. Namun, aspek psikososial ini masih sering diabaikan dalam pelayanan kesehatan primer. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman trauma psikososial yang dialami pasien skizofrenia, serta memahami persepsi keluarga dan tenaga kesehatan terhadap faktor pencetus skizofrenia di komunitas. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap 31 pasien skizofrenia, keluarga, dan tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Sungai Rangit, Kalimantan Tengah. Analisis data dilakukan secara tematik berdasarkan pendekatan Braun dan Clarke. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa 93,5% responden memiliki riwayat trauma psikososial yang signifikan. Trauma yang paling umum meliputi kekerasan dalam rumah tangga, kehilangan orang terdekat, perundungan, kegagalan dalam relasi cinta, serta trauma masa kecil akibat pola asuh yang keras. Selain itu, ditemukan faktor komorbid seperti penyalahgunaan narkoba dan riwayat kejang sejak bayi. Tenaga kesehatan mengakui bahwa aspek psikososial sering kali tidak tersentuh karena keterbatasan waktu, sumber daya, dan pelatihan. Di sisi lain, keluarga pasien menunjukkan rendahnya pengetahuan serta masih kuatnya stigma terhadap gangguan jiwa. Kesimpulan: Trauma psikososial merupakan faktor dominan dalam perkembangan skizofrenia. Diperlukan pendekatan layanan yang lebih komprehensif dan peka trauma di tingkat primer, termasuk edukasi keluarga dan pelatihan tenaga kesehatan dalam deteksi dini dan penanganan psikososial.
Title:
Description:
Latar Belakang: Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang bersifat kompleks dan sering kali disertai dengan halusinasi, delusi, serta disfungsi sosial.
Meski faktor biologis diakui sebagai bagian dari etiologi, bukti terkini menunjukkan bahwa trauma psikososial memiliki kontribusi yang signifikan terhadap timbulnya skizofrenia.
Namun, aspek psikososial ini masih sering diabaikan dalam pelayanan kesehatan primer.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman trauma psikososial yang dialami pasien skizofrenia, serta memahami persepsi keluarga dan tenaga kesehatan terhadap faktor pencetus skizofrenia di komunitas.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus.
Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap 31 pasien skizofrenia, keluarga, dan tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Sungai Rangit, Kalimantan Tengah.
Analisis data dilakukan secara tematik berdasarkan pendekatan Braun dan Clarke.
Hasil: Hasil menunjukkan bahwa 93,5% responden memiliki riwayat trauma psikososial yang signifikan.
Trauma yang paling umum meliputi kekerasan dalam rumah tangga, kehilangan orang terdekat, perundungan, kegagalan dalam relasi cinta, serta trauma masa kecil akibat pola asuh yang keras.
Selain itu, ditemukan faktor komorbid seperti penyalahgunaan narkoba dan riwayat kejang sejak bayi.
Tenaga kesehatan mengakui bahwa aspek psikososial sering kali tidak tersentuh karena keterbatasan waktu, sumber daya, dan pelatihan.
Di sisi lain, keluarga pasien menunjukkan rendahnya pengetahuan serta masih kuatnya stigma terhadap gangguan jiwa.
Kesimpulan: Trauma psikososial merupakan faktor dominan dalam perkembangan skizofrenia.
Diperlukan pendekatan layanan yang lebih komprehensif dan peka trauma di tingkat primer, termasuk edukasi keluarga dan pelatihan tenaga kesehatan dalam deteksi dini dan penanganan psikososial.

Back to Top