Javascript must be enabled to continue!
MAKNA NAMA HAJI PADA ETNIK MADURA
View through CrossRef
Penelitian ini dilakukan sebagai lanjutan atas hasil penelitian sebelumnya tentang bentuk-bentuk nama haji pada etnik Madura yang cenderung berupa nama-nama Nabi dalam Islam (Idris, 2018). Setelah dianalisis lebih jauh, nama-nama haji yang telah terkumpul menunjukkan makna yang mengalami peningkatan dari nama sebelum berhaji. Atas dasar itulah, penelitian lanjutan ini ditujukan untuk mendeskripsikan peningkatan makna semantis nama-nama haji yang telah ditemukan dalam penelitian sebelumnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif dengan sumber data berupa bentuk-bentuk nama haji pada etnik Madura berdasarkan hasil penelitian sebelumnya. Data dikumpulkan menggunakan teknik pustaka karena penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari hasil penelitian sebelumnya yang telah dipublikasikan dalam bentuk artikel ilmiah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna nama haji mengalami peningkatan dari nama sebelumnya dan memiliki keterkaitan makna antara nama sebelum berhaji dengan nama haji. Nama haji yang mengalami peningkatan secara semantik terbagi menjadi empat, yakni a) peningkatan menjadi nama-nama nabi dan keluarganya, b) peningkatan menjadi asmaul husna, c) peningkatan menjadi nama surga, dan d) peningkatan menjadi nama-nama istilah keagamaan. Selain mengalami peningkatan secara semantik, nama-nama haji tersebut juga memiliki hubungan antarmakna dengan nama sebelum berhaji. Terdapat lima bentuk hubungan antarmakna, yaitu 1) sinonimi, 2) antonimi, 3) hipernimi dan hiponimi, 4) penjaminanan makna, dan 5) homonimi.
Title: MAKNA NAMA HAJI PADA ETNIK MADURA
Description:
Penelitian ini dilakukan sebagai lanjutan atas hasil penelitian sebelumnya tentang bentuk-bentuk nama haji pada etnik Madura yang cenderung berupa nama-nama Nabi dalam Islam (Idris, 2018).
Setelah dianalisis lebih jauh, nama-nama haji yang telah terkumpul menunjukkan makna yang mengalami peningkatan dari nama sebelum berhaji.
Atas dasar itulah, penelitian lanjutan ini ditujukan untuk mendeskripsikan peningkatan makna semantis nama-nama haji yang telah ditemukan dalam penelitian sebelumnya.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif dengan sumber data berupa bentuk-bentuk nama haji pada etnik Madura berdasarkan hasil penelitian sebelumnya.
Data dikumpulkan menggunakan teknik pustaka karena penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari hasil penelitian sebelumnya yang telah dipublikasikan dalam bentuk artikel ilmiah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna nama haji mengalami peningkatan dari nama sebelumnya dan memiliki keterkaitan makna antara nama sebelum berhaji dengan nama haji.
Nama haji yang mengalami peningkatan secara semantik terbagi menjadi empat, yakni a) peningkatan menjadi nama-nama nabi dan keluarganya, b) peningkatan menjadi asmaul husna, c) peningkatan menjadi nama surga, dan d) peningkatan menjadi nama-nama istilah keagamaan.
Selain mengalami peningkatan secara semantik, nama-nama haji tersebut juga memiliki hubungan antarmakna dengan nama sebelum berhaji.
Terdapat lima bentuk hubungan antarmakna, yaitu 1) sinonimi, 2) antonimi, 3) hipernimi dan hiponimi, 4) penjaminanan makna, dan 5) homonimi.
Related Results
KOMUNIKASI DAN PERSEPSI HUBUNGAN ETNIK DI UNIVERSITI PUTRA MALAYSIA
KOMUNIKASI DAN PERSEPSI HUBUNGAN ETNIK DI UNIVERSITI PUTRA MALAYSIA
ABSTRAK Berasaskan Teori Contact Hypothesis, tinjauan ini dijalankan dengan objektif berikut: (1) mengenalpasti persepsi terhadap iklim hubungan etnik dan pola komunikasi merentas...
Kerugian Jemaah Haji Furoda atas Gagal Berangkat Haji dan Tanggung Jawab Hukum Biro Perjalanan Haji Khusus Berdasarkan Buku III KUH Perdata Dihubungkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah
Kerugian Jemaah Haji Furoda atas Gagal Berangkat Haji dan Tanggung Jawab Hukum Biro Perjalanan Haji Khusus Berdasarkan Buku III KUH Perdata Dihubungkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah
Abstract. The implementation of the furoda pilgrimage can be organized by a hajj travel agency that has become a special pilgrimage organizer (PIHK) that has obtained official perm...
Perbandingan Bentuk dan Makna Nama Tempat Di Bali Berdasarkan Prasasti Bali Kuno
Perbandingan Bentuk dan Makna Nama Tempat Di Bali Berdasarkan Prasasti Bali Kuno
Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan (1) nama tempat yang ada di Bali berdasarkan prasasti Bali Kuno, (2) perbandingan bentuk nama tempat di Bali berdasarkan prasasti Bali Ku...
Perbedaan Haji Furoda, Haji ONH Plus, dan Haji Regular
Perbedaan Haji Furoda, Haji ONH Plus, dan Haji Regular
Haji reguler, haji plus, dan haji furoda adalah jenis-jenis program haji yang berbeda dengan fitur dan ketentuan masing-masing: Haji Reguler: Program ini merupakan haji yang dilaku...
Pergeseran ekoleksikon nama orang Bali: Studi kasus kajian ekolinguistik
Pergeseran ekoleksikon nama orang Bali: Studi kasus kajian ekolinguistik
Sistem penamaan manusia memiliki hubungan yang erat dengan budaya dan kebiasaan. Budaya masyarakat akan memengaruhi sistem penamaan manusia dari masa ke masa. Penelitian ini bertuj...
PROBLEMATIKA DALAM PENULISAN NAMA GEOGRAFIS BAHASA INDONESIA DAN RUSIA
PROBLEMATIKA DALAM PENULISAN NAMA GEOGRAFIS BAHASA INDONESIA DAN RUSIA
Perseteruan antara Rusia dan Ukraina dalam beberapa tahun terakhir yang memuncak pada awal tahun 2022 cukup menyita perhatian masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Masyarakat Indon...
PELAKSANAAN BADAL HAJI SEBAGAI PROFIT DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (The Implementation of The Badal Hajj As Profit In Terms Of Islamic Law)
PELAKSANAAN BADAL HAJI SEBAGAI PROFIT DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (The Implementation of The Badal Hajj As Profit In Terms Of Islamic Law)
Badal haji merupakan ibadah haji yang dilakukan seorang muslim untuk menggantikan pelaksanaan ibadah haji orang lain. Badal haji identik dengan upah karena ibadah haji yang diganti...
Surveilans Kesehatan Haji di Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Semarang
Surveilans Kesehatan Haji di Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Semarang
Data penyelenggaraan kesehatan haji menunjukkan karakteristik hampir sama dalam lima belas tahun terakhir, yaitu usia lanjut dan mempunyai risiko tinggi penyakit, tetapi situasi ke...


