Javascript must be enabled to continue!
Pemeriksaan Kaki Diabetes di Wisma Caring Sejahtera Depok Jawa Barat
View through CrossRef
ABSTRAK Hiperglekemia, atau peningkatan kadar glukosa darah yang melebihi normal, dikenal sebagai diabetes mellitus. Kadar glukosa darah harus lebih dari 200 mg/dl saat puasa, lebih dari 126 mg/dl saat puasa, dan lebih dari 200 mg/dl setelah dua jam puasa. Kegiatan ini bertujuan untuk deteksi dini mencegahan luka kaki diabetes dan mengajarkan cara merawat kaki bagi penderita diabetes di Wisma Caring Sejahtera Depok. Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat sekitar Wisma Caring Sejahtera sebanyak 45 orang yang mengalami diabetes mellitus. Terdapat dua kegiatan yang dilakukan 1) pemeriksaan kaki diabetes dengan menggunakan lembar pengkajian Inlow’s 60 second, 2) edukasi hasil pengkajian dan cara perawatan kaki diabetest. Pemeriksaan kaki diabetes dilakukan dengan cara memeriksa per orang dengan mengecek langsung kaki, pemeriksaan monofilament test 10 gr, pemeriksaan vibrasi dengan grapulata test 128 Hz, pemeriksaan pembuluh darah dengan menggunakan ABPI (ankle brachial pressure index), pemeriksaan bentuk kaki, sepatu yang digunakan dan tanyak jawab terkait Riwayat luka dan diabetes mellitus. Hasil kegiatan ini menunjukkan perbedaan tingkat risiko luka kaki diabates sebanyak 85,4% risiko sangat rendah dan 15,6% risiko rendah. Perempuan lebih cendrung terjadinya risiko luka kaki diabetes sebanyak 88,9% dibandingkan laki-laki sebanyak 11,1%. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah risiko luka kaki diabetes lebih dapat terdeteksi dan dapat dicegah sejak dini dengan mengetahui risiko luka kaki diabetes. Saran dari kegiatan ini adalah pemeriksaan kaki mencegah terjadinya luka dengan cara mengajarkan cara merawat kaki bagi penderita diabates. Kata Kunci: Pemeriksaan Kaki, Risiko Kaki Diabetes, Diabetes Mellitus ABSTRACT Hyperglycaemia, or an increase in blood glucose levels that exceed normal, is known as diabetes mellitus. Blood glucose levels should be more than 200 mg/dl, more than 126 mg/dl when fasting, and more than 200 mg/dl after two hours of fasting. This activity aims to prevent early diabetic foot injuries and teach how to care for diabetic feet at Wisma Caring Sejahtera Depok. The target of this activity is the community around Wisma Caring Sejahtera, where as many as 45 people have diabetes mellitus. There are two activities carried out: 1) examination of diabetic feet using Inlow's 60-second assessment sheet; 2) education on the results of the assessment and how to care for diabetic feet. Examination of diabetic feet is carried out by checking per person by checking directly the feet, a monofilament test (10 gr), a vibrational examination with granulate test (128 Hz), an examination of blood vessels using the ABPI (ankle brachial pressure index), an examination of foot shape, shoes used, and questions and answers related to the history of injuries and diabetes mellitus. The results of this activity showed a difference in the risk level of diabetic foot injury of as much as 85.4% very low risk and 15.6% low risk. Women are more likely to have a risk of diabetic foot injuries by as much as 88.9% than men by as much as 11.1%. This activity concludes that the risk of diabetic foot injuries is more detectable and can be prevented early by knowing the risk of diabetic foot injuries. This activity suggests that foot examinations prevent injuries by teaching people with diabetes how to care for their feet. Keyword: Foot Examination, Risk of Diabetic Foot, Diabetes Mellitus
Title: Pemeriksaan Kaki Diabetes di Wisma Caring Sejahtera Depok Jawa Barat
Description:
ABSTRAK Hiperglekemia, atau peningkatan kadar glukosa darah yang melebihi normal, dikenal sebagai diabetes mellitus.
Kadar glukosa darah harus lebih dari 200 mg/dl saat puasa, lebih dari 126 mg/dl saat puasa, dan lebih dari 200 mg/dl setelah dua jam puasa.
Kegiatan ini bertujuan untuk deteksi dini mencegahan luka kaki diabetes dan mengajarkan cara merawat kaki bagi penderita diabetes di Wisma Caring Sejahtera Depok.
Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat sekitar Wisma Caring Sejahtera sebanyak 45 orang yang mengalami diabetes mellitus.
Terdapat dua kegiatan yang dilakukan 1) pemeriksaan kaki diabetes dengan menggunakan lembar pengkajian Inlow’s 60 second, 2) edukasi hasil pengkajian dan cara perawatan kaki diabetest.
Pemeriksaan kaki diabetes dilakukan dengan cara memeriksa per orang dengan mengecek langsung kaki, pemeriksaan monofilament test 10 gr, pemeriksaan vibrasi dengan grapulata test 128 Hz, pemeriksaan pembuluh darah dengan menggunakan ABPI (ankle brachial pressure index), pemeriksaan bentuk kaki, sepatu yang digunakan dan tanyak jawab terkait Riwayat luka dan diabetes mellitus.
Hasil kegiatan ini menunjukkan perbedaan tingkat risiko luka kaki diabates sebanyak 85,4% risiko sangat rendah dan 15,6% risiko rendah.
Perempuan lebih cendrung terjadinya risiko luka kaki diabetes sebanyak 88,9% dibandingkan laki-laki sebanyak 11,1%.
Kesimpulan dari kegiatan ini adalah risiko luka kaki diabetes lebih dapat terdeteksi dan dapat dicegah sejak dini dengan mengetahui risiko luka kaki diabetes.
Saran dari kegiatan ini adalah pemeriksaan kaki mencegah terjadinya luka dengan cara mengajarkan cara merawat kaki bagi penderita diabates.
Kata Kunci: Pemeriksaan Kaki, Risiko Kaki Diabetes, Diabetes Mellitus ABSTRACT Hyperglycaemia, or an increase in blood glucose levels that exceed normal, is known as diabetes mellitus.
Blood glucose levels should be more than 200 mg/dl, more than 126 mg/dl when fasting, and more than 200 mg/dl after two hours of fasting.
This activity aims to prevent early diabetic foot injuries and teach how to care for diabetic feet at Wisma Caring Sejahtera Depok.
The target of this activity is the community around Wisma Caring Sejahtera, where as many as 45 people have diabetes mellitus.
There are two activities carried out: 1) examination of diabetic feet using Inlow's 60-second assessment sheet; 2) education on the results of the assessment and how to care for diabetic feet.
Examination of diabetic feet is carried out by checking per person by checking directly the feet, a monofilament test (10 gr), a vibrational examination with granulate test (128 Hz), an examination of blood vessels using the ABPI (ankle brachial pressure index), an examination of foot shape, shoes used, and questions and answers related to the history of injuries and diabetes mellitus.
The results of this activity showed a difference in the risk level of diabetic foot injury of as much as 85.
4% very low risk and 15.
6% low risk.
Women are more likely to have a risk of diabetic foot injuries by as much as 88.
9% than men by as much as 11.
1%.
This activity concludes that the risk of diabetic foot injuries is more detectable and can be prevented early by knowing the risk of diabetic foot injuries.
This activity suggests that foot examinations prevent injuries by teaching people with diabetes how to care for their feet.
Keyword: Foot Examination, Risk of Diabetic Foot, Diabetes Mellitus.
Related Results
PERBANDINGAN SENSITIFITAS KAKI ANTARA SENAM KAKI MENGGUNAKAN KORAN DAN KELERENG PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II
PERBANDINGAN SENSITIFITAS KAKI ANTARA SENAM KAKI MENGGUNAKAN KORAN DAN KELERENG PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II
ABSTRACT
Diabetic foot exercise aims to help improving blood circulation, strengthen the small muscles of the feet and prevent foot deformities. Reduced sensitivity o...
Pengetahuan pencegahan kaki diabetik penderita diabetes melitus berpengaruh terhadap perawatan kaki
Pengetahuan pencegahan kaki diabetik penderita diabetes melitus berpengaruh terhadap perawatan kaki
Latar Belakang: Komplikasi yang sering terjadi pada penderita diabetes melitus salah satunya kaki diabetik. Masalah kaki diabetik memerlukan waktu dan biaya cukup banyak. Pencegah...
Modifikasi Alat Pelindung Kaki dalam Mencegah Timbulnya Ulkus Kaki pada Penderita Diabetes Melitus
Modifikasi Alat Pelindung Kaki dalam Mencegah Timbulnya Ulkus Kaki pada Penderita Diabetes Melitus
Kaki tersusun atas tulang, otot, sendi, ligamentum, sistem limfe dan sistem neurovaskular yang sangat penting dalam mendukung aktivitas dalam kehidupan manusia. Kaki terdapat di di...
Hegemoni Partai Keadilan Sejahtera Pada Pilkada Kota Depok 2020
Hegemoni Partai Keadilan Sejahtera Pada Pilkada Kota Depok 2020
The Prosperous Justice Party (PKS) is an Islamic-based political party that has won the Depok City Regional Election (Pilkada) four times in a row since the first Pilkada was held ...
SENAM KAKI MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT DAN SENDI KAKI DI GEREJA BAPTIS INDONESIA SAHABAT
SENAM KAKI MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT DAN SENDI KAKI DI GEREJA BAPTIS INDONESIA SAHABAT
Menjaga kesehatan merupakan hal yang perlu diprioritaskan terutama pada warga lanjut usia. Latihan fisik sangat penting untuk penderita diabetes melitus selain untuk mengontrol gul...
PENYULUHAN PERAWATAN KAKI DAN SENAM KAKI DIABETES PADA LANSIA
PENYULUHAN PERAWATAN KAKI DAN SENAM KAKI DIABETES PADA LANSIA
Komplikasi yang timbul pada penderita diabetes melitus antara lain neuropati, nefropati, retinopati, gangguan pembuluh darah dan gangguan muskuloskeletal. Peningkatan kasus DM di I...
Faktor Determinan Kondisi Kaki Pasien Diaetes Mellitus
Faktor Determinan Kondisi Kaki Pasien Diaetes Mellitus
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronik yang dapat mengakibatkan kondisi hiperglikemia. Hiperglikemia dapat menyebabkan penyakit makrovaskuler, mikrovaskuler, dan neuropati ya...
Asam “Aktivitas Satu Jam" Konseling Kesehatan Masyarakat Penyakit Diabetes Melitus
Asam “Aktivitas Satu Jam" Konseling Kesehatan Masyarakat Penyakit Diabetes Melitus
Senam kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi penderita Diabetes Melittus (DM) atau bukan penderita untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagia...


