Javascript must be enabled to continue!
GAMBARAN CASE BASE MEASLES SURVEILANCE DI KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2014
View through CrossRef
Abstrak : Campak merupakan penyakit yang sangat dimungkinkan untuk dilakukan eradikasi, dengan melalui tahapan reduksi dan eliminasi. Saat ini Indonesia telah mencanangkan tahapan eliminasi campak dengan menerapkan Case Base Measles Surveilance (CBMS) untuk memonitor perkembangan kasusnya. Studi ini bertujuan untuk memberikan gambaran perkembangan penyakit campak khususnya di wilayah Kabupaten Karawang. Desain studi deskriptif dengan analisis deskriptif data Case Base Measles Surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang Tahun 2014. Sebanyak 109 kasus yang tercatat dalam CBMS, 48 kasus (43,6%) berhasil dikonfirmasi laboratorium. dengan 24 kasus (48%) positif campak dan 10 kasus (31%) positif rubella. Insiden Komulatif kasus campak sebesar 10 case / 1.000.000 penduduk dengan angka discarded kasus sebesar 4 case /1.000.000 penduduk. Kasus campak positif terdistribusi pada kelompok umur 1-4 tahun (45,8%) dan umur 5-9 tahun (37,5%). Kasus rubella positif terdistribusi pada kelompok umur 5-9 tahun (85,7%). 70% kasus campak positif bergabung dalam kelompok nol dosis dan tidak tahu status imunisasinya. Kabupaten Karawang belum mencapai taraf status eliminasi campak oleh karena angka insidens kasus yang masih tinggi, dengan sebagian besar kasus campak positif tidak diimunisasi. Selain itu, kasus rubella juga menunjukkan proporsi yang tidak sedikit. Kinerja surveilans CBMS dinilai masih belum optimal, mengingat discarded kasus campak masih dibawah 5/1.000.000 penduduk. Peningkatan kinerja surveilans campak harus terus dilakukan dengan melakukan konfirmasi laboratorium kasus campak klinis sebanyak mungkin. Abstract: Measles eradication is possible to be done, by going through the stages of reduction and elimination. Currently, Indonesia has launched a measles elimination phase by applying the Case Base Measles Surveillance (CBMS). This study aims to provide an overview of the development of measles in Karawang District of Indonesia.Descriptive studies using CBMS Data of Karawang District Health Office in 2014. A total of 109 patients recorded CBMS, 48/109 patient (43.6%) confirmed by the laboratory, with 24/48 patient (48%) positive measles and 10/48 patient (31%) positive rubella, Case Fatality Rate (CFR) = 0%. Cumulative Incidence of measles cases = 10 per 1,000,000 population, number of discarded = 4 per 1.000.000 population.Distributed positive measles patient in the age group 1-4 years (45.8%) and the age of 5-9 years (37.5%). Distributed positive rubella cases in the age group 5-9 years (85.7%). 70% positive measles patients joined the zero-dose group and do not know their immunization status. Karawang district has not reached the level of measles elimination status, with the majority of positive measles cases were not immunized. Rubella cases also showed an increased proportion. CBMS surveillance performance is still considered optimal, considering discarded measles cases still below 5 / 1,000,000 population. Improved performance of measles surveillance should be carried out by the discovery of cases and laboratory confirmation of clinical measles cases as much as possible.
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso
Title: GAMBARAN CASE BASE MEASLES SURVEILANCE DI KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2014
Description:
Abstrak : Campak merupakan penyakit yang sangat dimungkinkan untuk dilakukan eradikasi, dengan melalui tahapan reduksi dan eliminasi.
Saat ini Indonesia telah mencanangkan tahapan eliminasi campak dengan menerapkan Case Base Measles Surveilance (CBMS) untuk memonitor perkembangan kasusnya.
Studi ini bertujuan untuk memberikan gambaran perkembangan penyakit campak khususnya di wilayah Kabupaten Karawang.
Desain studi deskriptif dengan analisis deskriptif data Case Base Measles Surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang Tahun 2014.
Sebanyak 109 kasus yang tercatat dalam CBMS, 48 kasus (43,6%) berhasil dikonfirmasi laboratorium.
dengan 24 kasus (48%) positif campak dan 10 kasus (31%) positif rubella.
Insiden Komulatif kasus campak sebesar 10 case / 1.
000.
000 penduduk dengan angka discarded kasus sebesar 4 case /1.
000.
000 penduduk.
Kasus campak positif terdistribusi pada kelompok umur 1-4 tahun (45,8%) dan umur 5-9 tahun (37,5%).
Kasus rubella positif terdistribusi pada kelompok umur 5-9 tahun (85,7%).
70% kasus campak positif bergabung dalam kelompok nol dosis dan tidak tahu status imunisasinya.
Kabupaten Karawang belum mencapai taraf status eliminasi campak oleh karena angka insidens kasus yang masih tinggi, dengan sebagian besar kasus campak positif tidak diimunisasi.
Selain itu, kasus rubella juga menunjukkan proporsi yang tidak sedikit.
Kinerja surveilans CBMS dinilai masih belum optimal, mengingat discarded kasus campak masih dibawah 5/1.
000.
000 penduduk.
Peningkatan kinerja surveilans campak harus terus dilakukan dengan melakukan konfirmasi laboratorium kasus campak klinis sebanyak mungkin.
 Abstract: Measles eradication is possible to be done, by going through the stages of reduction and elimination.
Currently, Indonesia has launched a measles elimination phase by applying the Case Base Measles Surveillance (CBMS).
This study aims to provide an overview of the development of measles in Karawang District of Indonesia.
Descriptive studies using CBMS Data of Karawang District Health Office in 2014.
A total of 109 patients recorded CBMS, 48/109 patient (43.
6%) confirmed by the laboratory, with 24/48 patient (48%) positive measles and 10/48 patient (31%) positive rubella, Case Fatality Rate (CFR) = 0%.
Cumulative Incidence of measles cases = 10 per 1,000,000 population, number of discarded = 4 per 1.
000.
000 population.
Distributed positive measles patient in the age group 1-4 years (45.
8%) and the age of 5-9 years (37.
5%).
Distributed positive rubella cases in the age group 5-9 years (85.
7%).
70% positive measles patients joined the zero-dose group and do not know their immunization status.
Karawang district has not reached the level of measles elimination status, with the majority of positive measles cases were not immunized.
Rubella cases also showed an increased proportion.
CBMS surveillance performance is still considered optimal, considering discarded measles cases still below 5 / 1,000,000 population.
Improved performance of measles surveillance should be carried out by the discovery of cases and laboratory confirmation of clinical measles cases as much as possible.
Related Results
Measles Surveillance Attributes Assessment Based on The Puskesmas Surveilance Officers’ Perception in Surabaya
Measles Surveillance Attributes Assessment Based on The Puskesmas Surveilance Officers’ Perception in Surabaya
ABSTRACTMeasles is one of infectious diseases that potentially lead to death when complications occur. Based on the data from East Java Health Department, Surabaya is the area wher...
Measles Surveillance Attributes Assessment Based on The Puskesmas Surveilance Officers’ Perception in Surabaya
Measles Surveillance Attributes Assessment Based on The Puskesmas Surveilance Officers’ Perception in Surabaya
ABSTRACTMeasles is one of infectious diseases that potentially lead to death when complications occur. Based on the data from East Java Health Department, Surabaya is the area wher...
STUDI KOMPARATIF KINERJA PETUGAS SURVEILANCE EPIDEMIOLOGI PUSKESMAS RIAM DURIAN KABUPATEN SUKAMARA
STUDI KOMPARATIF KINERJA PETUGAS SURVEILANCE EPIDEMIOLOGI PUSKESMAS RIAM DURIAN KABUPATEN SUKAMARA
Indikator pelaksanaan surveilans epidemiologi adalah tersedianya tenaga epidemiologi minimal satu orang, tersedianya data terkini. Kinerja petugas surveillance epidemiologi di Kabu...
Pemberian Biskuit Sandwich Meningkatkan Berat Badan Ibu Hamil Berisiko Kurang Energi Kronis
Pemberian Biskuit Sandwich Meningkatkan Berat Badan Ibu Hamil Berisiko Kurang Energi Kronis
Pertambahan berat badan yang kurang selama kehamilan dapat menyebabkan ibu melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Di Kabupaten Tegal, pada tahun 2016 jumlah ibu ha...
PENGARUH KOMPETENSI DOSEN DAN VARIASI METODE TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
PENGARUH KOMPETENSI DOSEN DAN VARIASI METODE TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kemampuan dosen dalam mendorong mahasiswa untuk berprestasi seperti dalam penggunaan metode belajar sesuai dengan kompetensi das...
PENGARUH KOMPETENSI DOSEN DAN VARIASI METODE TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
PENGARUH KOMPETENSI DOSEN DAN VARIASI METODE TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kemampuan dosen dalam mendorong mahasiswa untuk berprestasi seperti dalam penggunaan metode belajar sesuai dengan kompetensi dasar yang akan d...
Analisis Pendapatan Usahatani Kedelai (Glycine Max L) Di Desa Malik Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai
Analisis Pendapatan Usahatani Kedelai (Glycine Max L) Di Desa Malik Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui tingkat pendapatan petani pada usahatani kedelai di Desa Malik Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai serta Untuk mengetahui Tingkat Kelayak...
Zoonotic Surveilance (Brucellosis) in Enrekang District South Sulawesi Province
Zoonotic Surveilance (Brucellosis) in Enrekang District South Sulawesi Province
Brucellosis merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri genus brucella, brucellosis dapat menular dari hewan ke manusia. Tujuan penelitian untuk mengetahui risiko pen...