Javascript must be enabled to continue!
PROPOSAL PENGEMBANGAN INOVASI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH : COVID-19
View through CrossRef
Wabah covid-19 adalah krisis kesehatan masyarakat global. UNESCO berkomitmen penuh untuk mendukung pemerintah dalam pembelajaran jarak jauh, ilmu pengetahuan terbuka, dan berbagi budaya sebagai cara mendasar berdiri bersama dalam mempererat ikatan kemanusiaan kita bersama (UNESCO, 2020).Pandemi coronovirus menambah krisis sosial yang lebih luas, mengekspos celah di pasar bebas dan masyarakat otoriter, termasuk ketidakmampuan untuk mengenali krisis yang akan datang secara tepat waktu. Pada tanggal 31 Desember 2019, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diberitahu tentang sekelompok kasus pneumonia etiologi yang tidak diketahui terkait dengan individu yang mengunjungi pasar grosir makanan laut dan margasatwa di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, di Republik Rakyat Tiongkok. Agen etiologi diidentifikasi sebagai betacoronavirus novel, kemudian bernama SARS CoV-2, yang dengan cepat menyebar ke seluruh Cina, memicu kekhawatiran untuk pandemi global. Sekarang dengan lebih banyak kasus di Amerika, Eropa dan Asia di luar China, ada kekhawatiran serius apakah ini bisa dihentikan sama sekali.Dunia membutuhkan inovasi cepat untuk mengatasi berbagai konsekuensi pandemi COVID-19. Serangan pandemi yang tiba-tiba dan besarnya biaya manusia dan ekonomi menunjukkan bahwa proses biasa tidak cukup. Dunia juga membutuhkan inovasi dan insentif untuk merespons dengan cepat dan efektif.Pandemi virus corona (Covid-19) yang baru menimbulkan pertanyaan apakah inovasi dapat menyelamatkan manusia. Memang, seperti yang selalu terjadi, inovasi adalah jalan menuju menemukan solusi seperti vaksin, perawatan dan kebijakan yang mengurangi penyebaran virus lebih lanjut. Sejak pengumuman pandemi global pada 12 Maret 2020, negara-negara dengan tingkat inovasi yang relatif tinggi tetap tinggi pada peringkat dunia dalam kasus-kasus baru dan kematian sementara negara-negara yang dianggap relatif lebih rendah dalam inovasi tidak.Dalam penanganan covid-19 Indonesia akan memperkuat kapasitas laboratorium, mempercepat pengujian, dan meningkatkan pelacakan penyakit di tingkat masyarakat. Begitu juga meningkatkan komunikasi risiko untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya dan diverifikasi public.Kepala Gugus tugas penanganan Covid-19 Doni Monardo mengingatkan seluruh pihak menggunakan metode kolaborasi penta helix berbasis komunitas dalam penanganan penyebaran covid-19, hal tersebut merupakan kerja sama antar lini di masyarakat (Merdeka, 2020).Dampak dari pandemic semakin meluas, masyarakat dituntut untuk mematuhi segala tindakan pencegahan yang bertujuan mengurangi dan memutus mata rantai penyebaran wabah. Oleh karena itu, perlu peran dari akademisi, pelaku bisnis serta pemerintah dalam menanggulangi Covid-19 seperti membuat inovasi alat pelindung diri.Karena gangguan rantai pasokan, pandemi COVID-19 telah menyebabkan kekurangan parah pada alat pelindung diri (PPE) bagi para profesional perawatan kesehatan, salah satu cara untuk mengatasi tantangan ini, terutama dalam hal produk sederhana seperti pelindung wajah pelindung. Akibatnya, banyak desain domain publik untuk pelindung wajah telah tersedia. Namun, tidak ada jalur yang jelas untuk memperkenalkan produk yang dibuat secara lokal dan tidak disetujui ke dalam pengaturan klinis. Dalam pengaturan perawatan kesehatan AS, pelindung wajah diatur oleh Food and Drug Administration (FDA); kebijakan serupa ada di negara lain (Mostaghimi et all, 2020). Ketersediaan APD yang diakui semakin berkurang, perlu diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan APD yang harus disesuaikan dengan standar yang ada. Oleh karena itu, pembuatan Standar APD ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi kepada tenaga kesehatan dan masyarakat umum dalam memenuhi kebutuhan APD.Salah satu alat kesehatan yang banyak diperlukan di waktu pandemic ini terutama untuk tenaga medis saat menangani pasien adalah face shield. Covid-19 dapat menularkan lewat droplet yang masuk ke inhalasi hidung, mulut dan mata. Salah satu inovasi yang lahir ditengah pandemic adalah pembuatan face shield yang aman dan dapat mencegah penularan Covid-19 pada perawat. Face shield bergunauntuk melindungi areawajah, terutama mata, hidung dan mulut dari percikan ludah maupun batuk dari pasien yang dirawat.Menurut tim Iowa, studi skala besar belum dilakukan. Tetapi "dalam sebuah studi simulasi, pelindung wajah terbukti mengurangi pajanan virus langsung sebesar 96% ketika dipakai oleh petugas layanan kesehatan yang disimulasikan dalam jarak 18 inci dari batuk.Face shield dibuat untuk paramedic karena kontak yang dekat dan lama dengan pasien, pasien tentu akan batuk, bersin, atau berbicara yang memungkinkan keluarnya cairan/cipratan
Title: PROPOSAL PENGEMBANGAN INOVASI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH : COVID-19
Description:
Wabah covid-19 adalah krisis kesehatan masyarakat global.
UNESCO berkomitmen penuh untuk mendukung pemerintah dalam pembelajaran jarak jauh, ilmu pengetahuan terbuka, dan berbagi budaya sebagai cara mendasar berdiri bersama dalam mempererat ikatan kemanusiaan kita bersama (UNESCO, 2020).
Pandemi coronovirus menambah krisis sosial yang lebih luas, mengekspos celah di pasar bebas dan masyarakat otoriter, termasuk ketidakmampuan untuk mengenali krisis yang akan datang secara tepat waktu.
Pada tanggal 31 Desember 2019, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diberitahu tentang sekelompok kasus pneumonia etiologi yang tidak diketahui terkait dengan individu yang mengunjungi pasar grosir makanan laut dan margasatwa di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, di Republik Rakyat Tiongkok.
Agen etiologi diidentifikasi sebagai betacoronavirus novel, kemudian bernama SARS CoV-2, yang dengan cepat menyebar ke seluruh Cina, memicu kekhawatiran untuk pandemi global.
Sekarang dengan lebih banyak kasus di Amerika, Eropa dan Asia di luar China, ada kekhawatiran serius apakah ini bisa dihentikan sama sekali.
Dunia membutuhkan inovasi cepat untuk mengatasi berbagai konsekuensi pandemi COVID-19.
Serangan pandemi yang tiba-tiba dan besarnya biaya manusia dan ekonomi menunjukkan bahwa proses biasa tidak cukup.
Dunia juga membutuhkan inovasi dan insentif untuk merespons dengan cepat dan efektif.
Pandemi virus corona (Covid-19) yang baru menimbulkan pertanyaan apakah inovasi dapat menyelamatkan manusia.
Memang, seperti yang selalu terjadi, inovasi adalah jalan menuju menemukan solusi seperti vaksin, perawatan dan kebijakan yang mengurangi penyebaran virus lebih lanjut.
Sejak pengumuman pandemi global pada 12 Maret 2020, negara-negara dengan tingkat inovasi yang relatif tinggi tetap tinggi pada peringkat dunia dalam kasus-kasus baru dan kematian sementara negara-negara yang dianggap relatif lebih rendah dalam inovasi tidak.
Dalam penanganan covid-19 Indonesia akan memperkuat kapasitas laboratorium, mempercepat pengujian, dan meningkatkan pelacakan penyakit di tingkat masyarakat.
Begitu juga meningkatkan komunikasi risiko untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya dan diverifikasi public.
Kepala Gugus tugas penanganan Covid-19 Doni Monardo mengingatkan seluruh pihak menggunakan metode kolaborasi penta helix berbasis komunitas dalam penanganan penyebaran covid-19, hal tersebut merupakan kerja sama antar lini di masyarakat (Merdeka, 2020).
Dampak dari pandemic semakin meluas, masyarakat dituntut untuk mematuhi segala tindakan pencegahan yang bertujuan mengurangi dan memutus mata rantai penyebaran wabah.
Oleh karena itu, perlu peran dari akademisi, pelaku bisnis serta pemerintah dalam menanggulangi Covid-19 seperti membuat inovasi alat pelindung diri.
Karena gangguan rantai pasokan, pandemi COVID-19 telah menyebabkan kekurangan parah pada alat pelindung diri (PPE) bagi para profesional perawatan kesehatan, salah satu cara untuk mengatasi tantangan ini, terutama dalam hal produk sederhana seperti pelindung wajah pelindung.
Akibatnya, banyak desain domain publik untuk pelindung wajah telah tersedia.
Namun, tidak ada jalur yang jelas untuk memperkenalkan produk yang dibuat secara lokal dan tidak disetujui ke dalam pengaturan klinis.
Dalam pengaturan perawatan kesehatan AS, pelindung wajah diatur oleh Food and Drug Administration (FDA); kebijakan serupa ada di negara lain (Mostaghimi et all, 2020).
Ketersediaan APD yang diakui semakin berkurang, perlu diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan APD yang harus disesuaikan dengan standar yang ada.
Oleh karena itu, pembuatan Standar APD ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi kepada tenaga kesehatan dan masyarakat umum dalam memenuhi kebutuhan APD.
Salah satu alat kesehatan yang banyak diperlukan di waktu pandemic ini terutama untuk tenaga medis saat menangani pasien adalah face shield.
Covid-19 dapat menularkan lewat droplet yang masuk ke inhalasi hidung, mulut dan mata.
Salah satu inovasi yang lahir ditengah pandemic adalah pembuatan face shield yang aman dan dapat mencegah penularan Covid-19 pada perawat.
Face shield bergunauntuk melindungi areawajah, terutama mata, hidung dan mulut dari percikan ludah maupun batuk dari pasien yang dirawat.
Menurut tim Iowa, studi skala besar belum dilakukan.
Tetapi "dalam sebuah studi simulasi, pelindung wajah terbukti mengurangi pajanan virus langsung sebesar 96% ketika dipakai oleh petugas layanan kesehatan yang disimulasikan dalam jarak 18 inci dari batuk.
Face shield dibuat untuk paramedic karena kontak yang dekat dan lama dengan pasien, pasien tentu akan batuk, bersin, atau berbicara yang memungkinkan keluarnya cairan/cipratan.
Related Results
PENGARUH DIAGNOSA KEPERAWATAN TERHADAP TINGKAT MUTU ASUHAN KEPERAWATAN
PENGARUH DIAGNOSA KEPERAWATAN TERHADAP TINGKAT MUTU ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan merupakan sebuah tonggak atau dasar bagi perawat untukmelakukan suatu asuhan keperawatan. Pasien datang ke fasilitas kesehatan tentu memilikikeluhan masing-mas...
"PROSES KEPERAWATAN SEBAGAI METODE DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN"
"PROSES KEPERAWATAN SEBAGAI METODE DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN"
Latar belakang : Standar praktik keperawatan profesional di Indonesia telah dijabarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) pada tahun 2000. Standar tersebut mengacu pa...
SIFAT-SIFAT DALAM PROSES KEPERAWATAN
SIFAT-SIFAT DALAM PROSES KEPERAWATAN
Menurut Callista Roy (1976), keperawatan merupakan disiplin ilmu yang berorientasi kepadapratik keperawatan berdasarkan ilmu keperawatan, yang ditujukan untuk memberikanpelayanan k...
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Konsep asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan praktik keperawatan Langsung pada klien di bagian tatanan Pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya berdasarkan kai...
Analisis Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan Ronde Keperawatan
Analisis Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan Ronde Keperawatan
Latar Belakang:. Ronde keperawatan merupakan salah satu prosedur yang digunakan untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan asuhan pelayanan kepada pasien, dengan melakukan di...
MOTIVASI PERAWAT DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP RONDE KEPERAWATAN
MOTIVASI PERAWAT DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP RONDE KEPERAWATAN
LEADERSHIP STYLE, MOTIVATION IN EFFECTIVE PATIENT ROUNDING TECHNIQUESBackground : The Nursing round is the way for a nurses to discuss more about the problems and needs of patients...
"KONSEP DOKUMENTASI KEPERAWATAN"
"KONSEP DOKUMENTASI KEPERAWATAN"
Latar Belakang: Dokumentasi keperawatan merupakan aspek penting yang perlu ditingkatkan. Dokumentasi keperawatan menjadi salah satu fungsi yang paling penting dari perawat. Tujuan:...
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
Salah satu bentuk kegiatan keperawatan adalah dokumentasi keperawatan profesional yang akan tercapai dengan baik apabila sistem pendokumentasian dapat dilakukan dengan benar. Kegia...


