Search engine for discovering works of Art, research articles, and books related to Art and Culture
ShareThis
Javascript must be enabled to continue!

SHAYKH AHMAD BIN MUHAMMAD ZAIN AL-FATANI INTELEKTUAL HUBUNGAN DAKWAH ANTARABANGSA

View through CrossRef
Hubungan antarabangsa antara kesultanan Tanah Melayu dengan kerajaan Uthmaniyah telah lama berlaku semenjak kurun ke-18. Namun, kaedah dan tokoh yang memainkan peranan penting dalam jaringan ini tidak dibincangkan secara tuntas. Oleh itu, artikel ini bertujuan meneliti ketokohan seorang ulama pada kurun itu yang mencorak perhubungan tersebut iaitu Shaykh Ahmad al-Fatani. Beliau disebut oleh para sarjana sebagaipemikir Melayu yang pertama menghubungkan secara rasmi sultan-sultan di negeri-negeri Melayu dengan kerajaan Turki Uthmaniyah. Artikel ini juga menganalisis bentuk dakwah dan peranan penulisannya sehingga tersebar di Nusantara khususnya di Malaysia, Thailand, Burma, Indonesia dan Kepulauan Borneo. Metode pengumpulan data adalah menerusi kaedah analisis dokumen dan dianalisis secara tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahawa Shaykh Ahmad alFatani telah banyak menaburkan jasa dengan berdakwah, menulis, mentashih kitab dan mendidik para pelajarnya sehingga menjadi ulama yang menyebarkan Islam di rantau dunia Melayu dan Arab. Beliau dirujuk oleh para sultan kerajaan Melayu pada zamannya, di samping mempengaruhi corak pemikiran dan pemerintahan mereka dengan penulisan dan gerakan dakwah. Buku beliau telah dicetak dan disebarluaskan sehingga timbul kesedaran kepada sultan dan masyarakat Melayu tentang kepentingan perlaksanaan hukum-hukum Islam dan menentang penjajah Barat di dunia Melayu khasnya dan antarabangsa umumnya. International relations between the Malay Sultanate with the Ottoman Empire have occurred since the 18th century, however, how the figures that played a key role in this network were not discussed thoroughly. Therefore, this article aims to examine the character of a scholar in that century who shaped the relationship, namely Shaykh Ahmad al-Fatani. The scholars believed that Shaykh Ahmad al-Fatani is the first Malay intellectuals formally linking the sultans in the Malay states with the Ottoman Empire. This article also analyses the form of da’wah and the role of its writing which spread in the archipelago, especially in Malaysia, Thailand, Burma, Indonesia and the Borneo Islands. The method of data collection is through document analysis and analysed thematically. The results demonstrated that Shaykh Ahmad al-Fatani has many devotional services with preaching, writing, verification of book and educate students to become scholars who transfer knowledge and Islam in the Malay world and the Arab region. He referred to by the sultans of the Malay kingdom in his day, in addition to influencing patterns of thought and their rule by writing and preaching movement. His books have been printed and distributed, which raised awareness to the sultan and the community about the importance of the implementation of Islamic laws and against Western colonialism in the Malay world in particular and the international public.
Title: SHAYKH AHMAD BIN MUHAMMAD ZAIN AL-FATANI INTELEKTUAL HUBUNGAN DAKWAH ANTARABANGSA
Description:
Hubungan antarabangsa antara kesultanan Tanah Melayu dengan kerajaan Uthmaniyah telah lama berlaku semenjak kurun ke-18.
Namun, kaedah dan tokoh yang memainkan peranan penting dalam jaringan ini tidak dibincangkan secara tuntas.
Oleh itu, artikel ini bertujuan meneliti ketokohan seorang ulama pada kurun itu yang mencorak perhubungan tersebut iaitu Shaykh Ahmad al-Fatani.
Beliau disebut oleh para sarjana sebagaipemikir Melayu yang pertama menghubungkan secara rasmi sultan-sultan di negeri-negeri Melayu dengan kerajaan Turki Uthmaniyah.
Artikel ini juga menganalisis bentuk dakwah dan peranan penulisannya sehingga tersebar di Nusantara khususnya di Malaysia, Thailand, Burma, Indonesia dan Kepulauan Borneo.
Metode pengumpulan data adalah menerusi kaedah analisis dokumen dan dianalisis secara tematik.
Hasil penelitian menunjukkan bahawa Shaykh Ahmad alFatani telah banyak menaburkan jasa dengan berdakwah, menulis, mentashih kitab dan mendidik para pelajarnya sehingga menjadi ulama yang menyebarkan Islam di rantau dunia Melayu dan Arab.
Beliau dirujuk oleh para sultan kerajaan Melayu pada zamannya, di samping mempengaruhi corak pemikiran dan pemerintahan mereka dengan penulisan dan gerakan dakwah.
Buku beliau telah dicetak dan disebarluaskan sehingga timbul kesedaran kepada sultan dan masyarakat Melayu tentang kepentingan perlaksanaan hukum-hukum Islam dan menentang penjajah Barat di dunia Melayu khasnya dan antarabangsa umumnya.
International relations between the Malay Sultanate with the Ottoman Empire have occurred since the 18th century, however, how the figures that played a key role in this network were not discussed thoroughly.
Therefore, this article aims to examine the character of a scholar in that century who shaped the relationship, namely Shaykh Ahmad al-Fatani.
The scholars believed that Shaykh Ahmad al-Fatani is the first Malay intellectuals formally linking the sultans in the Malay states with the Ottoman Empire.
This article also analyses the form of da’wah and the role of its writing which spread in the archipelago, especially in Malaysia, Thailand, Burma, Indonesia and the Borneo Islands.
The method of data collection is through document analysis and analysed thematically.
The results demonstrated that Shaykh Ahmad al-Fatani has many devotional services with preaching, writing, verification of book and educate students to become scholars who transfer knowledge and Islam in the Malay world and the Arab region.
He referred to by the sultans of the Malay kingdom in his day, in addition to influencing patterns of thought and their rule by writing and preaching movement.
His books have been printed and distributed, which raised awareness to the sultan and the community about the importance of the implementation of Islamic laws and against Western colonialism in the Malay world in particular and the international public.

Related Results

ANTROPOLOGI DAKWAH: Menimbang Sebuah Pendekatan Baru Studi Ilmu Dakwah
ANTROPOLOGI DAKWAH: Menimbang Sebuah Pendekatan Baru Studi Ilmu Dakwah
Abstrak: Antropologi dakwah adalah terminologi yang terdiri dari dua kata, yaitu antropologi dan dakwah. Seperti juga antropologi, dakwah merupakan salah satu disiplin ilmu. Bedany...
STRATEGI DAKWAH ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ
STRATEGI DAKWAH ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ
Tujuan penelitian ini untuk mengungkap Strategi Dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq: (1) Dakwah Bi al-Lisan Abu Bakar Ash-Shiddiq; 2) Dakwah Bi al-hal Abu Bakar Ash-Shiddiq; 3) Dakwah Bi ...
Riset Komunikasi Dakwah Berbasis Budaya Indonesia
Riset Komunikasi Dakwah Berbasis Budaya Indonesia
Buku ini mengemukakan berbagai topik-topik yang diangkat dari hasil penelitian dimulai konsep ‘riset dakwah’ dan ‘riset komunikasi dakwah’ dengan mengadakan penjelajahan wawasan ...
Studi Pemikiran Dakwah KH. X tentang Gerakan Dakwah Tarbiyah
Studi Pemikiran Dakwah KH. X tentang Gerakan Dakwah Tarbiyah
Abstract. KH. X is a da'wah figure who is very well known by the Tarbiyah movement. The alignment of his personal da'wah with the Tarbiyah movement influenced the development of Ta...
Pesan Dakwah dalam Film Animasi Hafiz & Hafizah Pendekatan Struktur Narasi Todorov
Pesan Dakwah dalam Film Animasi Hafiz & Hafizah Pendekatan Struktur Narasi Todorov
Pada era digital saat ini, berdakwah dapat menggunakan cerita/narasi. Pesan dakwah disampaikan secara implisit melalui struktur narasi yang dibangun. Dakwah melalui narasi yang men...
Hubungan Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat
Hubungan Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep dakwah pemberdayaan masyarakat dan bagaimana keterkaitan antara dakwah dan pemberdayaan masyarakat. Latar bela...
New Lights on the Life and Works of Shaikh Dawud al-Fattani
New Lights on the Life and Works of Shaikh Dawud al-Fattani
Shaykh Dawud al-Fattani is one of the most prominent scholars among the Muslims of the Malay region. His thoughts serve as a legacy for the generation of our modern time, while h...

Back to Top